Ahad 02 Oct 2016 01:27 WIB

KPK Edukasi Antikorupsi kepada Anak Melalui Dongeng

Rep: Rossi Handayani/ Red: Bayu Hermawan
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang memberikan dongeng kepada siswa Sekolah Dasar (SD) yang sedang mengunjungi Indonesia International Book Fair (IIBF) 2016 di Jakarta Convention Center, Sabtu (1/10).
Foto: Republika/ Raisan Al Farisi
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang memberikan dongeng kepada siswa Sekolah Dasar (SD) yang sedang mengunjungi Indonesia International Book Fair (IIBF) 2016 di Jakarta Convention Center, Sabtu (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Saut Situmorang, menceritakan sebuah dongeng kepada anak-anak, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga pelajar Sekolah Dasar pada Indonesia International Book Fair (IIBF) di stand KPK, Jakarta Convention Center  (JCC) Senayan, Sabtu (1/10).

Adapun KPK menggelar Wisata Literasi dan Budaya dalam kegiata Indonesia International Book Fair 2016 di JCC, Jakarta. Dalam kesempatan ini, disuguhkan berbagai macam aktivitas edukatif dan menyenangkan bertemakan antikorupsi, seperti mendongeng, nonton film bareng, bermain games, dan sebagainya.

Selama mendongeng, Saut menggunakan dua boneka tangan untuk membantunya dalam bercerita. Kedua boneka tersebut yakni kodok dan gajah, Saut menggunakan tangannya untuk menggerakkan boneka, dan turut menjadi pengisi suara boneka.

Saut bercerita mengenai seorang nenek yang menanam jagung, yang kemudian tumbuh dengan subur dan memiliki hasil panen yang baik. Kemudian, datang seekor gajah yang menginginkan jagung yang telah ditanam.

Gajah tersebut pun diminta untuk terlebih dahulu memohon izin kepada yang telah menanam jagung. Setelah diperbolehkan makan jagung, si gajah mengajukan bantuan kepada nenek, agar apabila nanti ingin pergi ke pasar untuk menjual hasil panen, ia akan siap membantu si nenek.

"Kalau mau sesuatu, kita harus minta dengan jujur. Maka, nanti pasti dapat balasan," kata Saut berpesan kepada anak-anak di JCC Senayan, Sabtu (1/10).

Dalam stand KPK sendiri mampu menampung antara 30-50 anak. Pada sesi mendongeng para peserta berasal dari PAUD Al Fajri, SDN Pondok Bambu 04 Jakarta Timur, dan SDN 01 Jagakarsa.  Usai mendongeng, Saut memberikan sejumlah inspirasi kepada para pelajar di sesi berikutnya dari peserta yang berbeda pula.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement