REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Pesawat tempur Rusia dan Pemerintah Suriah membombardir Kota Allepo pada Sabtu, (1/10) kemarin. Kelompok oposisi Suriah dan para tenaga medis menuding Rusia dan Pemerintah Suriah menghancurkan rumah sakit utama di Allepo dan menewaskan sedikitnya dua orang pasien.
Serangan dari udara yang dilancarkan oleh pesawat-pesawat Rusia bertujuan untuk memotong jalur distribusi suplai obat dan makanan bagi kelompok oposisi Suriah di Allepo, Jalan Castello, dan distrik Malah di dekat basis kelompok oposisi di Handarat. Pertempuran antara tentara Suriah dan kelompok oposisi juga terjadi di Kota Suleiman al Halabi dan di daerah Bustan al Basha.
Kelompok oposisi menyatakan, setidaknya tujuh misil dijatuhkan di rumah sakit baik oleh jet-jet tempur Rusia maupun helikopter Pemerintah Suriah. Tenaga medis dari LSM Amerika menambahkan, dua pasien meninggal saat Rusia dan Suriah membombardir rumah sakit. Sedangkan 13 pasien lainnya terluka akibat serangan itu. Ini merupakan serangan yang ke dua dalam pekan ini.
Ahli Radiologi Abu Rajab mengatakan, saat ini rumah sakit tak bisa melakukan pelayanan. "Tembok runtuh, infrastruktur, peralatan, generator semua rusak dan tak bisa dipakai," ujar Rajab seperti dikutip reuters.
Sekarang, ujar Abu, semua penjaga dan pekerja rumah sakit telah pergi. "Sudah tak ada siapa-siapa hanya ada kegelapan saja."
Rumah sakit yang dibom memang rusak parah. Kerusakannya sulit untuk diperbaiki. Amerika Serikat dan sekutunya sudah memperingatkan Rusia dan Pemerintah Suriah untuk menghentikan pengeboman di Suriah. Amerika meminta supaya mencari solusi damai lewat resolusi diplomatik.
Bahkan Prancis dan Jerman ikut mengutuk pengeboman tersebut. Menteri Luar Negeri Jerman Jean Marc Ayrault mengatakan, menghancurkan rumah sakit dan membunuh orang-orang di dalamnya merupakan bentuk kejahatan perang. "Kejahatan mereka akan tetap diperhitungkan dan harus dipertanggungjawabkan."