REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Cendekiawan Muslim yang juga Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr KH Didin Hafidhuddin mengungkapkan, Tahun Baru Hijriyah bagi umat Islam mempunyai makna yang sangat dalam dan strategis.
''Yaitu, agar umat Islam berhijrah, meninggalkan perbuatan-perbuatan yang buruk, yang tidak ada manfaatnya dan diganti dengan perbuatan-perbuatan yang produktif, yang dampak positifnya sengat besar bagi umat dan bangsa,'' ungkap kiai Didin kepada Republika, Ahad (2/10).
Lebih lanjut, mantan ketua umum Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) ini menjelaskan, agar umat Islam meninggalkan kebiasaan ghibah dan diganti dengan tabayyun, agar umat Islam meninggalkan kebiasaan malas dan diganti dengan sikap aktif dan produktif.
''Hadirnya Tahun Baru Hijriyah juga hendaknya umat Islam meninggalkan kebiasaan makshiyat dan diganti dengan kebiasaan ketaatan, meninggalkan kebiasaan merokok dan membuang uang secara mubazir diganti dengan kebiasaan berinfak dan yang lainnya,'' ujar kiai Didin.
Hal senada diungkapkan praktisi pendidikan, Dr Hasan Basri Tanjung MA. Ketika memberi taushiyah pada acara Semarak Muharram yang digelar di halaman Masjid Riyadlush Shalihin Parung, Sabtu (1/10), malam, Hasan Basri menjelaskan, makna hijrah itu adalah bergerak.
''Kita harus hijrah dari kemusyrikan menuju ketauhidan, kita juga harus hijrah dan kemalasan menuju sungguh-sungguh dan kita harus hijrah dari kemiskinan menuju kekayaan,'' ungkap dosen Universitas Djuanda (Unida) Bogor ini menjelaskan.