REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Dudung Abdul Rohman *)
Islam merupakan agama yang tidak mentolerir perbuatan dosa sekecil apapun. Karena, perbuatan dosa itu, hanya mendatangkan kepuasan sesaat, sementara penyesalan dan akibat buruknya sangat berat. Kalau diibararkan, perbuatan dosa itu, seperti penyakit kanker. Apabila tidak segera diobati akan terus menyebar. Bahkan, bila dibiarkan, akan menjadi kanker ganas yang akan menggerogoti tubuh dan sulit untuk disembuhkan.
Oleh karena itu, Islam melarang umatnya untuk mendekati perbuatan dosa, apalagi melakukannya. Karena, dengan mendekati saja, tak mustahil akan terjerumus ke dalam lembah nista dan hina lantaran perbuatan dosa. Betapa perbuatan dosa itu sudah menjerumuskan dan menghancurkan umat-umat terdahulu. Karena, dengan berbuat dosa akan mendatangkan murka di sisi Allah SWT. Misalnya kaum ‘Ad, Madyan, dan Tsamud yang dihancurkan oleh Allah dengan ditimpakan berbagai malapetaka karena telah melakukan perbuatan dosa secara terbuka dan akut. Karena itu, kalau hidup kita ingin aman, nyaman, dan tenteram, maka jauhilah perbuatan dosa.
Di antara perbuatan dosa yang sekarang ini lagi menggejala dan membudaya di tengah-tengah masyarakat Indonesia adalah perbuatan korupsi, pornografi, dan anarki. Sehingga, perbuatan-perbuatan dosa ini, sangat mengguncang dan mengancam kehidupan berbangsa, bernegara, bermasyarakat, dan beragama.
Oleh karena itu, harus ada upaya-upaya yang serius dan sistematis untuk mengatasi perbuatan dosa tersebut. Karena, bila tidak, akan membawa bangsa, negara, dan masyarakat ke jurang kehancuran dan kenestapaan. Lebih-lebih bila 'virus-virus dosa' ini sudah melanda generasi muda. Maka, masa depan bangsa ini akan dihantui kegagalan dan kehancuran karena dekadensi moral yang melanda anak-anak bangsa.
Sebagai agama yang mengutamakan kemuliaan akhlak, maka Islam menyampaikan seruan moral kepada umat manusia agama menjauhi dan meninggalkan perbuatan dosa. Sehingga, dengan hidup bersih tanpa dosa diharapkan akan mendatangkan keridhaan di sisi Allah dan kehidupan akan lebih makmur dan sentosa. Maka, penanaman nilai-nilai agama dan pengamalannya harus ditanamkan sejak dini kepada generasi-generasi kita. Sehingga kebiasaan akhlak baik akan senantiasa melekat dan menjadi panduan dalam kehidupannya. Karena agamalah sumber utama ajaran moral dan akhlak dalam kehidupan.
Dalam hal ini, Islam pun menyerukan kepada umatnya supaya menjadi hamba-hamba Allah yang dikasihi dan dimuliakan. Dalam istilah Alquran-nya menjadi ‘Ibadurrahman. Ciri-ciri dari ‘Ibadurrahman ini selain melaksanakan amal ibadah dan amal shaleh, baik yang hubungannya langsung dengan Allah ataupun dengan sesama manusia, juga mampu menjauhi dan meninggalkan perbuatan dosa, terutama dosa besar yang dapat mengguncang dan menghancurkan kehidupan.
Allah SWT menegaskan: Artinya: “Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu dalam keadaan terhina” (QS. Al-Furqaan [25]:68-69).
Perbuatan dosa itu selain mendatangkan kemurkaan dan siksaan di sisi Allah, juga pelakunya akan merasakan kehinaan dan ketidaknyamanan dalam kehidupan. Dengan demikian, apabila ingin hidup tenang dan nyaman, jauhilah perbuatan dosa.
Lantas, bagaimana kalau sudah kadung dan terjerumus ke dalam lembah perbuatan dosa? Allah SWT tetap menyayangi hamba-hamba-Nya dengan memberi kesempatan untuk bertaubat kepada para pendosa. Asal taubatnya benar-benar, dalam arti menyesali perbuatan dosanya, tidak mengulanginya lagi, dan menggantinya dengan perbuatan-perbuatan baik. Maka niscaya Allah akan mengampuni seluruh dosanya dan akan mengganti kejelekan dengan kebaikan.
Allah SWT berfirman: Artinya: “Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shaleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal shaleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya” (QS. Al-Furqaan [25]:70-71).
Oleh karena itu, jangan berputus asa dari perbuatan dosa. Sepanjang kita bertaubat dari perbuatan dosa, maka niscaya Allah akan mengampuninya, karena Allah adalah lautan pengampun. Manusia yang baik itu sebetulnya bukan yang tidak pernah berbuat salah, tetapi ketika dia berbuat salah langsung ingat kepada Allah dan berhenti dari perbuatan dosanya itu.
Maka, Allah SWT senantiasa memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk memperbanyak istighfar (memohon ampunan kepada Allah) supaya diri kita senantiasa dipelihara dari perbuatan dosa. Sekalipun misalnya terjerumuskan dalam perbuatan dosa segera diingatkan dan dihapuskan dosanya oleh Allah SWT.
Firman-Nya: Artinya: “Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’.” (QS. Al-Zumar [39]:53).
Akhirnya, bertaubatlah sebelum terlambat, jauhilah maksiat sepanjang hayat supaya hidup selamat dunia dan akhirat, serta berakhlak baiklah demi masa depan yang lebih beradab dan bermartabat. Wallahu A’lam Bish-Shawaab.
*) Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Bandung