Senin 03 Oct 2016 20:51 WIB

Kontras Segera Ajukan Gugatan Informasi SP3 Karhutla Riau

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas Kepolisian dibantu pesawat Air Tractor BNPB melakukan pemadaman kebakaran lahan gambut yang terjadi di Desa Rimbo Panjang, Kampar, Riau, Senin (29/8).
Foto: Antara/Rony Muharrman
Petugas Kepolisian dibantu pesawat Air Tractor BNPB melakukan pemadaman kebakaran lahan gambut yang terjadi di Desa Rimbo Panjang, Kampar, Riau, Senin (29/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Advokasi Hukum, Ekonomi dan Sosial KontraS, Ananto Setiawan, mengatakan pihaknya akan melakukan gugatan sengketa informasi terhadap dokumen SP3 15 perusahaan yang diduga menyebabkan karhuta Riau pada 2015 lalu.

Gugatan rencananya dilayangkan pertengahan Oktober mendatang. Menurut Ananto, pihaknya sudah dua kali mengirimkan surat permintaan untuk membuka dokumen SP3. Kedua surat dilayangkan pada Agustus lalu.

"Karena tidak kunjung mendapat balasan, pada 30 September lalu kami mengunjungi Polda Riau untuk mengkonfirmasi permohonan kami. Pihak Polda menyatakan akan menjawab surat kami," ujar Ananto di Kantor Kontras, Jakarta, Senin (3/10).

Pihaknya menyatakan masih menanti jawaban surat tersebut. Jika tidak ada balasan dalam waktu sepekan, KontraS akan melayangkan gugatan sengketa informasi kepada Komisi Informasi Pusat (KIP).

Gugatan bertujuan menuntut dibukanya informasi mengenai dokumen SP3 15 perusahaan. Sesuai dengan UU Keterbukaan Informasi Publik, pengajuan gugatan sengketa informasi ke KIP sudah dapat dilakukan jika permintaan informasi tidak kunjung mendapat respon.

"Tenggat waktunya hingga pekan depan. Kemarin alasannya ada mekanisme internal dari kepolisian. Sebab, jika ada komitmen baik, balasan surat paling lambat sampai di Jakarta pekan depan," tegas Ananto.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement