Senin 03 Oct 2016 21:46 WIB

Kulon Progo Dongkrak Ekonomi dengan Produk Lokal

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ketua Gerakan Beli Indonesia Heppy Trenggono mengunjungi salah sat stand dalam pameran Gerakan Beli Indonesia di Gedung Smesco, Jakarta, Senin (3/10).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua Gerakan Beli Indonesia Heppy Trenggono mengunjungi salah sat stand dalam pameran Gerakan Beli Indonesia di Gedung Smesco, Jakarta, Senin (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Perekonomian sebuah bangsa tidak selalu ditentukan dengan berapa besar produk yang dijual dalam bentuk ekspor. Perekonomian ini pun bisa tumbuh ketika masyarakat memanfaatkan keberadaan produk lokal untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Pemanfaatan produk ini yang sekarang tengah dirasakan Kabupaten Kulon Progo. Sebagai salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kulon Progo memang sedikit tertinggal dalam hal penggunaan produk lokal. Masyarakat Kulon Progo lebih banyak menggunakan produk yang dihasilkand dari luar Kulon Progo, mulai dari pakaian, pernak-pernik, hingga makanan lebih banyak didominasi produk dari kota tetannga, Yogyakarta.

Minimnya penggunaan produk lokal di Kulon Progo membuat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten ini kurang baik. Meski di sektor pariwisata perkembangannya sangat pesat, namun produk yang ditawarkan untuk menunjang sektor ini masih menggunakan barang UMKM dari luar Kulon Progo.

"Dulu masyarakat masih sedikit yang membuat produk baik kuliner atau buah tangan lain karena pasaranya tidak banyak. Jadi orang yang bikin usaha juga sediki," kata Kepala Seksi Bina Usaha dan Pendaftararan Dina Perdagangan dan Perindustrian Kulon Progo, Agus Dwi Supri ditemui di acara Beli Indonesia, Senin (3/10).

Pemerintah Daerah (Pemnda) Kulon Progo sebenarnya melihat bahwa daerahnya memiliki potensi untuk menghasilkan produk. Tinggal bagaimana masyarakat bisa menyerap produk tersebut untuk membuat pasar produk lokal. Pemda Kulon Progo pun kemudian membuat program Bela Beli Kulon Progo pada 2012. Program ini diharapkan bisa membuat masyarakat lebih banyak membeli dan menggunakan produk dari Kulon Progo, yang diharapkan semakin banyak dibeli,pelaku usaha yang ada di Kulon Progo bisa semakin tumbuh.

Agus mencontohkan, salah satu produk UMKM yang saat ini berkembang pesat adalah pembuatan batik dengan motif Geblek Renteng. Dulu, pembuatan batik motif ini masih sedikit ditemui di Kulon Progo. Pemda yang meminta agar setiap pegawai negeri sipil menggunakan batik khususnya motif Geblek Renteng setiap hari Kamis, maka pengrajin batik ini kian tumbuh.

Produk asli Kulon Progo yang lainnya adalah Air-Ku. Produk air kemasan yang dihasilkan dari mata air Kulon Progo ini dimanfaatkan oleh banyak masyarakat di Kulon Progo. Dalam setiap acara baik di pemerintahan hingga pertemuan-pertemuan masyarakat, Pemda Kulon Progo menghimbaiu agar produk Air-Ku bisa dijadikan pilihan utama untuk minuman masyarakat.

Saat ini banyak juga produk asli Kulon Progo yang berhasil diolah dan dikirim ke banyak daerah, yakni produk gula kristal. Diolah oleh masyarakat sendiri, gula dari Kulon Progo ini pun menjadi pilihan utama warga dalam memenuhi kebutuhan gula. Gula kristal tersebut juga tak sedikit yang dijual di luar daerah, bahkan produknya sudah mulai diminati negara tetangga.

Menurut Agus, atas program Bela Beli Kulon Progo, perekonomian di daerah ini terangkat secara signifikan. Bahkan dari data dinas terkaiat, angka kemiskinan di Kulon Progo mengalami tren penurunan.

"Ini memperlihatkan bahwa penggunaan produk lokal memiliki banyak manfaat. Pelaku usaha meningkat, kesejahteraan masyarakat pun ikut naik. Kami berharap setiap masyarakat di daerahnya masing-masing bisa turut serta dalam memanfaatkan produk buatan daerah sendiri," paparnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement