REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Kementerian Luar Negeri Irak pada Senin (3/10) menolak pernyataan baru-baru ini oleh presiden Turki mengenai kesediaannya bergabung dalam perang untuk menghalau petempur ISIS dari kubu terakhirnya di Mosul.
"Kementerian Luar Negeri Irak menolak komentar yang berulangkali dikeluarkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengenai perang untuk membebaskan Mosul," kata seorang juru bicara kementerian tersebut di dalam satu pernyataan.
"Komentar semacam itu merupakan campur tangan nyata dalam urusan dalam negeri Irak dan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip dalam hubungan bilateral dan hubungan bertetangga yang baik", kata juru bicara tersebut di dalam pernyataan daring.
Turki, katanya, telah mengabaikan seruan yang berulangkali disampaikan Irak bagi penarikan tentara Turki yang digelar di wilayah Irak. Pernyataan Irak tersebut dikeluarkan setelah komentar Erdogan pada Sabtu (1/10), selama satu sidang parlemen. Dalam sidang itu, anggota parlemen Turki memberi suara bagi perpanjangan mandat pasukan Turki di Suriah dan Irak selama satu tahun lagi.
Mandat tersebut, yang diberikan kepada pasukan militer Turki pada 2014, terakhir kali diperpanjang selama satu tahun pada September 2015. Erdogan mengatakan Mosul dapat dibebaskan dari petempur ISIS tapi memperingatkan Turki harus terlibat dalam setiap operasi dan dimasukkan dalam proses pengambilan keputusan.
"Turki tak bisa dikeluarkan dari meja. Yang lain tak memiliki perbatasan semacam itu (dengan Irak). Mereka mungkin ingin kita menjadi penonton tapi keputusan tersebut juga akan diambil di sini," katanya.
Namun penggelaran ratusan prajurit Turki di Irak Utara telah mengakibatkan pertikaian antara Turki dan Irak. Irak telah berulangkali mengatakan pasukan Turki telah memasuki wilayah Irak tanpa sepengetahuan Pemerintah Irak, yang memandang kehadiran mereka sebagai pelanggaran atas kedaulatan negerinya.
Tapi, Pemerintah di Ankara menyatakan penarikan tentara Turki dari Irak tak pernah dipertimbangkan dan prajurit Turki berada di Irak sebagai bagian dari misi internasional untuk melatih serta mempersenjatai pasukan Irak yang memerangi kelompok gerilyawan ISIS.