Selasa 04 Oct 2016 18:51 WIB

Nekat Mendaki Meski Sakit, Chandra Meninggal di Semeru

Rep: christiyaningsih/ Red: Ani Nursalikah
Siluet pendaki berjalan menuju puncak Gunung Semeru
Foto: Zabur Karuru/Antara
Siluet pendaki berjalan menuju puncak Gunung Semeru

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kabar meninggalnya pendaki di Gunung Semeru kembali tersiar. Seorang pendaki asal Jakarta bernama Chandra Hasan meninggal saat mendaki di gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut ini. Chandra menghembuskan nafas terakhirnya pada Senin (3/10).

Jenazahnya telah dievakuasi oleh tim SAR dan dibawa ke RSUD Lumajang. Hari ini, Selasa (4/10) keluarga Chandra tiba di Lumajang untuk menjemput jenazah. Dari keterangan yang diperoleh dari Kepala Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) Antong Hartadi, pria 33 tahun tersebut nekat mendaki meski kondisinya sedang sakit.

"Kami mengimbau kepada seluruh pendaki untuk jujur saat pemeriksaan kesehatan, jika sedang sakit lebih baik pendakian ditunda dulu," kata Antong pada Selasa (4/10) di Malang.

Chandra tercatat sebagai warga Jatinegara, Jakarta Timur. Ia mendaki bersama tiga rekannya setelah menunjukkan surat keterangan sehat kepada petugas pos Ranu Pane. Mereka berangkat mendaki pada Ahad (2/10) sekitar pukul 14.15.

Saat waktu menunjukkan pukul 15.45, rombongan berhenti istirahat di sekitar Blok Landengan Dowo sebelum shelter 1. Rombongan itu kemudian terbagi menjadi dua kelompok. Dua orang berjalan terlebih dahulu dan dua lainnya berjalan belakangan. Dua orang yang berjalan belakangan salah satunya adalah Chandra.

Pada saat baru berjalan dua langkah, Chandra meminta kepada rekannya untuk menunggu dan ia kembali beristirahat dengan posisi duduk di batang kayu. Ketika duduk itulah, dia tak sadarkan diri. Teman seperjalanannya langsung memanggil dua rekannya yang sudah berjalan sekitar 50 meter di depan mereka. 

Mereka lalu memeriksa denyut nadi baik pada tangan dan dada Chandra. Para pendaki itu tidak menemukan denyut nadi di tangan dan dada, tetapi masih merasakan denyut di leher. Mereka pun menyelimuti Chandra dengan kantung tidur.

Melihat kondisi rekannya, dua orang berinisiatif mencari bantuan, sedangkan satu orang rekannya menunggui korban.  Dua orang rekan yang mencari pertolongan tiba dan melapor di pos Ranu Pane sekitar pukul 17.30 WIB.

Mendapati laporan itu, petugas BB-TNBTS bersama porter bergegas ke lokasi Chandra berada. Namun sesampainya di lokasi, petugas mendapati denyut nadi di tubuhnya sudah tidak ada. Petugas mengevakuasi Chandra. Sekitar pukul 20.00, rombongan tiba di Pos Ranu Pane. Bidan Desa Ranu Pane memeriksa denyut Chandra dan menyatakan ia sudah meninggal dunia.

Meninggalnya Chandra menambah panjang kasus pendaki meninggal dalam tiga pekan terakhir di Gunung Semeru. Pada 14 September lalu seorang pendaki asal Pekalongan juga meninggal dunia karena sakit.

"Di pos Ranu Pane kami hanya memeriksa surat keterangan dokternya, jika memang pendaki dinyatakan sehat maka diizinkan melanjutkan pendakian," ujar Antong.

Untuk mendaki Gunung Semeru, setiap pendaki wajib menunjukkan surat keterangan sehat yang dibawa dari tempat asalnya masing-masing. Selain memeriksa surat keterangan sehat, petugas juga memeriksa barang bawaan dan bekal pendaki. Hal ini untuk mengecek apakah pendaki sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik untuk menaklukkan gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement