REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo tidak akan melakukan kerja sama latihan perang dengan negara manapun di perairan sengketa di Laut Cina Selatan. Dia menegaskan, semua latihan militer sudah diprogramkan.
"Dalam konteks Laut Cina Selatan, TNI tidak akan melaksanakan latihan dengan negara manapun," kata Gatot, Jakarta, Senin (4/10).
Dia menuturkan, ketidakikutsertaan pemerintah Indonesia dalam latihan militer di Laut Cina Selatan adalah karena Indonesia memiliki kebijakan untuk mendorong perdamaian dan stabilitas di kawasan yang disengketakan itu. "Kemudian Indonesia mengimbau semua pihak untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa meningkatkan instabilitas di Laut Cina Selatan," katanya.
Oleh karena itu, dia menekankan TNI tidak akan melaksanakan latihan dengan negara manapun di laut yang disengketakan sejumlah negara seperti Cina, Malaysia, Vietnam, dan Filipina. Indonesia sendiri memiliki program-program latihan militer dengan sejumlah negara di dunia. "Ada yang dua tahun sekali, setahun sekali dengan Amerika, India, dengan negara-negara ASEAN juga ada," ujarnya.
Dia mengatakan, Indonesia tidak ingin latihan militer bersama sejumlah negara dianggap untuk menghadapi keadaan genting saat ini. Latihan adalah suatu bentuk kerja sama antarnegara. "Tapi jangan dikonotasikan itu karena kondisi genting. Itu adalah program tahunan yang kita lakukan," ujarnya.