REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon ketua umum PSSI Jenderal (Purnawirawan) Moeldoko menginginkan peran besar pemerintah dalam pembinaan sepak bola. Mantan Panglima TNI itu sekaligus menyindir pemerintah yang terlalu panjang mengintervensi sepak bola yang berimbas pada matinya kompetisi pada semua level usia.
Dalam debat calon ketua umum PSSI di Jakarta, Selasa (4/10), Moeldoko menjelaskan, bukan cuma federasi nasional yang bertanggung jawab membina sepak bola. Pemerintah dan masyarakat, kata dia, berandil besar menjamin sepak bola Tanah Air menjadi subur dan membanggakan.
Moeldoko menjelaskan, peran pemerintah diperlukan agar roda kompetisi yang dibikin PSSI terjamin. Karena, roda kompetisi di semua level bakal melahirkan bibit dan pembinaan usia dini sepak bola.
Ia menegaskan, jika PSSI bermasalah, pemerintah tak perlu mematikan roda kompetisi. "Kompetisi itu adalah jantungnya. Kalau jantungnya dimatikan, semuanya pasti ikut mati," ujar dia.
Sedangkan peran masyarakat dia sebut sebagai lumbung utama sekaligus perawat sepak bola di luar PSSI. Moeldoko mengatakan, pembibitan di usia dini, tanpa melibatkan keluarga dan masyarakat tak mungkin tercapai.
Purnawirawan bintang empat itu menyadur kisah perjalanan megabintang FC Barcelona dan Argentina, Lionel Messi. Ia mengatakan, yang tanpa peran dan pengorbanan keluarga, ia tak mungkin bersinar.
Moeldoko menjadi salah satu calon populer untuk menduduki kursi ketua umum federasi nasional. Dia bersaing bersama delapan kandidat lainnya. Adapun pemilihan ketua umum PSSI bakal digelar pada 17 Oktober mendatang di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).