REPUBLIKA.CO.ID, Peneliti dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network, Adjie Alfaraby mengatakan, elektabilitas pasangan pejawat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Syaiful Hidayat semakin menurun. Berdasarkan hasil survei terakhir LSI awal bulan ini, elektabilitas Ahok-Djarot hanya 31,1 persen.
Survei dilaksanakan pada 28 September - 2 Oktober terhadap 440 responden warga DKI Jakarta. Elektabilitas pasangan pejawat terus menurun. Hasil survei pada Maret lalu masih mencatat persentase elektabilitas pasangan pejawat mencapai 59,3 persen. Bahkan, dalam survei pada Maret lalu, posisi Ahok tetap unggul jika dibandingkan dengan persentase 10 calon lain yang digabungkan. Elektabilitas 10 calon penantang Ahok saat itu hanya mencapai 26,30 persen.
Sementara itu, berdasarkan survei terakhir persentase paslon penantang Ahok-Djarot terbilang tinggi. LSI mencatat, elektabilitas paslon Anies Baswedan - Sandiaga Uno mencapai 22,30 persen. Elektabilitas paslon Agus Yudhoyono-Sylviana Murni sebesar 20,20 persen. Selisih elektabilitas dengan dua paslon lain hanya berkisar antara 10 persen - 12 persen. Jika elektabilitas dua paslon penantang Ahok digabungkan, jelas mengungguli Ahok.
Itu artinya, kata dia, tidak ada satu paslon pun yang benar-benar berpotensi unggul dalam Pilkada DKI 2017. Melihat kondisi ini, pihaknya pun menilai jika persaingan Pilkada 2017 akan berlangsung sangat ketat. Potensi Pilkada berlangsung dua putaran pun sangat mungkin terjadi.