REPUBLIKA.CO.ID, MICHIGAN -- Sekolah Islam Michigan kini memiliki hak untuk membangun fasilitas baru. Hal itu didapat usai Michigan Islamic Academy (MIA) berhasil memenangi gugatan membangun fasilitas yang telah berlangsung selama lima tahun.
MIA berhasil menggugat Pittsfield Township, menggunakan Religious Land Use and Institutionalized Person Act (RLUIA). Itu merupakan aturan perlindungan individu dan lemabaga keagamaan atas diskriminasi, yang termasuk di klausul Konstitusi AS.
Pekan lalu, MIA mengumumkan bahwa kota sudah sepakat menyelesaikan gugatan 1,7 juta dolar tersebut, dan mendapat lampu hijau membangun fasilitas baru. Rencananya, MIA akan membangun fasilitas seluas 70 ribu meter persegi, perumahan dan taman.
Direktur Eksekutif Council on America-Islamic Relations (CAIR) Michigan, Dawud Walid, mengatakan komunitas Muslim telah berkembang selama 25 tahun terakhir. Maka itu, fasilitas MIA saat ini terbilang sesak dan tidak menampung kebutuhan masyarakat.
"Lokasi saat ini terlalu kecil dibanding kebutuhan masyarakat, apalagi melihat pertumbuhn umat Islam di Michigan," kata Walid, seperti dilansir Middle East Eye, Selasa (4/10).
Ia menerangkan, selama bertahun-tahun institusi Muslim di Michigan senantiasa mendapatkan penolakan, dan terpaksa berpindah-pindah tempat. Sebab, mereka selalu dihadapkan dengan sengketa, baik itu sekolah Islam, masjid maupun institusi lain.
Tapi, lanjut Walid, itu merupakan masa lalu karena mulai hari ini Muslim di Michigan tidak akan lagi mengalah. "Kami tidak akan menjadi komunitas pasif dan melepaskan hak-hak kami, kami akan memiliki hak-hak untu kami dihormati, sama seperti semua orang Amerika," ujar Walid.