Rabu 05 Oct 2016 11:01 WIB

Isu Kesejahteraan Jadi Fokus Pasangan Salim-Hasan

Ilustrasi Pilkada Damai, Pilkada Serentak
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Pilkada Damai, Pilkada Serentak

REPUBLIKA.CO.ID, POLEWALI MANDAR -- Tingkat kesejahteraan masyarakat Sulbar dinilai tergolong rendah. Hal itu ditunjukkan, salah satunya, dengan indikator dalam indeks pembangunan manusia (IPM) yang jauh berada di bawah rata-rata nasional.

“Nilai IPM kita baru 62,96 persen, di bawah rata-rata nasional 69,55 persen. Dan semua indikator dalam IPM kita berada di bawah nasional,” kata calon gubernur Sulbar, Mayjen TNI (Purn) Salim S Mengga dalam keterangannya, Selasa (4/10).

Ia mencontohkan indikator pendidikan yang diukur dari rata-rata lama sekolah (RLS) dan harapan lama sekolah (HLS). RLS Sulbar hanya 6,94 tahun dibanding nasional yang sudah 7,84 tahun. “Artinya, rata-rata lama sekolah masyarakat Sulbar hanya kelas 6 SD,” imbuhnya.

Begitu juga indikator kesehatan yang diukur dengan angka harapan hidup (AHH). Rata-rata AHH Sulbar 64,22 tahun saat lahir berada di bawah rata-rata nasional yang sudah 70,78 tahun. “Pengeluaran perkapita atau daya beli juga begitu. Belum lagi bicara tingkat kemiskinan yang tinggi mencapai 11,90 persen di atas rata-rata nasional,” urainya.

Karena itu, Salim bersama calon wakil gubernur Sulsel, Hasanuddin Mashud bertekad mengatasi persoalan tersebut dengan sejumlah program pro rakyat. Menurutnya, program tersebut bertumpu pada pengembangan sumber daya lokal secara maksimal dan bekelanjutan.

“Kita punya potensi alam luar biasa. Hanya saja pengelolaannya kurang berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Nah, inilah yang akan kita ubah. Kesejahteraan masyarakat harus jadi prioritas pembangunan,” ucap dia.

Salim dan Hasanuddin mengaku punya alasan mendasar maju di Pilkada. Keduanya memiliki kesamaan pandangan terkait berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat dan ingin segera dibenahi bersama.

Cawagub Hasanuddin Mashud menyatakan, bila terpilih ia akan fokus pada pengembangan ekonomi kerakyatan. Yakni, pengembangan potensi alam dengan pengawalan manajemen pengelolaan mulai hulu sampai hilir.

“Yang terjadi selama ini tidak ada pengawalan menyeluruh. Produk petani dijual dengan harga murah padahal sesungguhnya bisa lebih dari itu,” ujarnya dalam pertemuan bersama tokoh masyarakat Majane di Tinambung.

Hasan yang berlatarbelakang seorang pengusaha ini melihat, kebijakan terkait pengelolaan pertanian jadi kunci meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani. Ia paham betul bagaimana meningkatkan nilai tambah pertanian bagi perekonomian masyarakat.

“Insya Allah dengan modal pengalaman saya sebagai pengusaha, saya bisa memberikan yang terbaik bagi masyarakat Sulbar,” kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement