Rabu 05 Oct 2016 22:19 WIB

'Serat Centhini Mengajak Pembaca untuk Mengembara'

Red: Yudha Manggala P Putra
Ringkasan Centini (Suluk Tambanglaras).
Foto: Wikipedia
Ringkasan Centini (Suluk Tambanglaras).

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Serat Centhini karya para pujangga zaman Kasunanan Surakarta dipimpin Sri Susuhunan Pakubuwana V (1785-1823), oleh sejumlah pihak didekatkan kepada pembacanya dalam beberapa bahasa. Hal ini diungkapkan budayawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Budi Subanar dalam rangkaian pembukaan Borobudur Writers and Cultural Festival di Magelang, Rabu (5/10) malam.

"Serat Centhini mengajak pembaca untuk mengembara, sebagaimana dilakukan dua tokoh dalam serat itu, Cebolang dan Amongraga," kata dia.

Acara yang berlangsung pada 5-8 Oktober 2016 di Magelang dan kawasan Candi Borobudur Kabupaten Magelang diselenggarakan oleh Yayasan Samana itu, dibuka oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan antara lain dihadiri Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah Badan Ekonomi Kreatif Endah Wahyu Sulistianti dan Anggota Komisi X DPR RI Bambang Sutrisno.

Ia menjelaskan pada 2006 di London, Inggris, diluncurkan terjemahan Serat Centhini dalam bahasa Inggris yang dibuat Profesor Suwito Santosa (almarhum). "Hari ini, 10 tahun kemudian, dalam BWCF Ke-5 di-launching Buku Syair Tambangraras yang telah dikerjakan Tim Alocita sejak 20 tahun lalu," katanya. Tim Alocita yang dipimpin Dr Emanuel Subangun itu, antara lain terdiri atas Dorothea Rosa Herliany, Profesor Sangidu, dan Dr Luwiyanto.