Kamis 06 Oct 2016 04:54 WIB

Golkar Legowo Ketua Tim Pemenangan Ahok-Djarot Pindah ke PDIP

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Hazliansyah
Pasangan bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat seusai menjalani tes bebas narkoba di BNN, Jakarta, Ahad (25/9).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pasangan bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat seusai menjalani tes bebas narkoba di BNN, Jakarta, Ahad (25/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Posisi Ketua tim pemenangan pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat diserahkan kepada politikus PDI Perjuangan, Prasetio Edi Marsudi. Padahal, sebelumnya dipegang oleh politikus Golkar Nusron Wahid.

Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Mahyudin menilai hal tersebut sebagai keputusan yang wajar. Apalagi, posisi sekretaris masih dipegang oleh Golkar TB Ace Hasan Syadzily.

"Saya kira hal yang wajar. Saya lihat posisi sekretarisnya Golkar, ketuanya PDIP. Yang namanya koalisi beberapa partai kan pasti tim suksesnya gabungan dari semua partai pengusung," ucap Mahyudin, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (5/10).

Menurutnya, Golkar sadar diri bahwa mereka hanya memiliki 10 kursi di DPRD DKI Jakarta, sementara PDIP mempunyai 28 kursi. Sehingga, walaupun tak berkoalisi, partai berlambang kepala banteng tersebut bisa mengusung calonnya sendiri.

"PDIP sebagai partai yang paling besar dan paling banyak kursi di DPRD, wajarlah mereka pengusung utama," katanya.

Mahyudin yang juga Wakil Ketua MPR itu menilai, sosok Prasetio mampu memenangkan pasangan Ahok-Djarot. Apalagi, Prasetio tidak bekerja seorang diri melainkan bersama-sama tim yang telah dibentuk.

"Ini kan tim, jadi kerjanya kerja tim. Walaupun Golkar tidak menjadi ketua tim, tapi akan bekerja secara terorganisir dengan baik bersama seluruh partai pengusung Ahok," ujarnya.

Ia juga tidak mempermasalahkan Nusron Wahid yang namanya tak masuk dalam tim pemenangan. Sebab, Nusron sibuk sebaai ketua BNP2TKI, sehingga tidak punya cukup waktu untuk mengurusi Pilkada.

"Saya kira komposisi yang ada sekarang cukup bagus," tuturnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement