REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga lembaga survei merilis hasil surveinya yang dilakukan pada bulan Oktober terkait pilkada DKI Jakarta. Hasilnya, ketiganya menunjukkan hasil yang hampir sama, yakni tren penurunan elektabilitas atau tingkat keterpilihan dari pasangan pejawat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.
Beberapa pihak mengomentari hasil survei tersebut. Calon gubernur Anies Baswedan menganggap, hasil survei itu cukup menggembirakan. Meski berada di urutan kedua, namun bisa menjadi awal yang bagus baginya dan Sandiaga untuk terus berupaya meningkatkan elektabilitas.
"Alhamdulilah, awal yang baik. Tapi kita masih harus bekerja keras karena pemilihannya bulan Februari, bukan bulan Oktober," kata dia di Jakarta, Rabu (5/10).
Sementara itu, tim pemenangan Anies-Sandi yakin elektabilitas pasangan yang diusung Gerindra dan PKS ini terus merangkak naik. Hasil survei beberapa lembaga survei itu menunjukkan tren positif dari dari Anies-Sandi.
"Kita belum bergerak apa-apa sudah dapat modal 22 persen berdasarkan LSI (Lingkaran Survei Indonesia)," kata Sekretaris Tim Pemenangan Anies-Sandi, Syarif.
Berikut hasil survei tiga lembaga survei yang dilakukan pada bulan Oktober:
Media Survei Nasional:
Ahok-Djarot 34,2 persen
Anies-Sandi 25,4 persen
Agus-Silvyana 21,0 persen
Belum menentukan pilihan 19,4 persen
Lingkaran Survei Indonesia (LSI):
Ahok-Djarot 31,10 persen
Anies-Sandiaga 22,30 persen. Agus-Sylviana 20,20 persen.
Belum menentukan pilihan 26,40 persen
PolMark Research Center:
Ahok-Djarot 31,9 persen
Anies-Sandiaga 23,2 persen
Agus-Sylviana 16,7 persen
Belum menentukan pilihan 28,2 persen