REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setidaknya tiga lembaga survei menunjukkan elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terus menurun. Untuk itu, pria yang biasa disapa Ahok tersebut disarankan waspada.
"Pihak Ahok harus tetap waspada," kata Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti kepada Republika.co.id, semalam.
Menurut dia, faktor-faktor yang membuat elektabilitas Ahok menurun ada pada keputusannya yang tetap melakukan penggusuran dan maraknya isu SARA.
Meski elektabilitas Ahok merosot, dia menduga angka tersebut masih di batas aman untuk masuk ke putaran kedua. Dengan tetap bertengger di angka 30 persen di tengah badai isu dan sebagainya yang menghinggapi Ahok, Ray melihat angka tersebut masih relatif lumayan.
"Artinya, bisa jadi dalam bulan-bulan ke depan faktor-faktor bagi turunnya elektabilitas Ahok akan ditinggalkan, kerja-kerja simpatik akan ditingkatkan sembari terus menjelaskan apa dan mengapa berbagai tindakan Ahok seperti akhir-akhir ini dilakukan," ujarnya. Meski mungkin tidak menaikan suara, namun setidaknya langkah-langkah tersebut akan membuat suara Ahok stabil di angka 30 persen.
Seperti diberitakan sebelumnya, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network menunjukkan elektabilitas pasangan pejawat Ahok dan Djarot semakin menurun. Berdasarkan hasil survei terakhir LSI awal bulan ini, tingkat elektabilitas Ahok-Djarot hanya 31,1 persen.
Berikut tiga hasil survei pada Oktober 2016:
Media Survei Nasional:
Ahok-Djarot 34,2 persen
Anies-Sandi 25,4 persen
Agus-Silvyana 21,0 persen
Belum menentukan pilihan 19,4 persen
Lingkaran Survei Indonesia (LSI):
Ahok-Djarot 31,10 persen
Anies-Sandiaga 22,30 persen. Agus-Sylviana 20,20 persen.
Belum menentukan pilihan 26,40 persen
PolMark Research Center:
Ahok-Djarot 31,9 persen
Anies-Sandiaga 23,2 persen
Agus-Sylviana 16,7 persen
Belum menentukan pilihan 28,2 persen
N Qommarria Rostanti