Kamis 06 Oct 2016 13:17 WIB

Disdik Jabar Sayangkan Adanya Protes Syarat Beasiswa Hafal Alquran

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Beasiswa
Foto: ist
Beasiswa

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat menyayangkan adanya pihak yang protes syarat hafalan 5 juz Alquran dalam program beasiswa strata 1, 2, dan 3 untuk 17 kampus negeri dan swasta. Menurut Staf Pendidikan Menengah dan Tinggi (Dikmenti), Hendra Sudrajat, protes tersebt karena ada salah persepsi yang memandang bahwa hafalan ini menjadi hal utama dalam syarat penerimaan beasiswa.

"Sangat tidak benar, nggak juga (jadi syarat utama). Itu salah penafsiran," ujar Hendra, Kamis (6/10). Syarat utama pelajar bisa mendapatkan beasiswa yaitu tetap dari kualitas akademik. Sedangkan untuk hafalan 5 juz Alquran, sebagai pilihan alternatif untuk mempermudah kemungkinan lolos. Namun,  sama dengan alternatif lainnya, yaitu olahraga, seni budaya, sains, teknologi dan komunikasi, persyaratan tersebt harus dibuktikan dengan sertifikat.

"Itu alternatif, itu kan non akademik. Tetap penentuannya dari nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)," katanya.

Hendra mengatakan, syarat tersebut hingga saat ini belum dijalankan karena menunggu alokasi anggaran sebesar Rp 4 miliar. Jadi, ini masih persiapan karena masih menunggu anggarannya di perubahan.

"Alokasinya Rp4 miliar. Untuk biayanya, permahasiswa S1 sebesar Rp 6 juta, S2 Rp 14 Juta, sedangkan S3 Rp 16 juta," katanya.

Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Barat mengingatkan pemerintah setempat untuk tidak memprioritaskan persyaratan hafal lima juz Alquran bagi calon penerima beasiswa untuk pendidikan S1, S2 dan doktor di perguruan tinggi. Pasalnya, selain terkesan ada diskriminasi kepada pemilik agama lain. Alokasi anggaran beasiswa itu sejatinya diprioritaskan untuk mereka yang tidak mampu untuk membuayai kuliah mereka.

"Kita maunya proporsional. Itu (hafal Alquran) tetap bagian dari prestasi," kata Ketua Komisi V DPRD Jawa Barat Samsul Bahri.

Menurut Samsul, idealnya beasiswa itu memang menyasar kepada pelajar miskin namun berprestasi. Atau dengan kata lain tidak mengharuskan ia harus hafal Alquran atau tidak.

Karena itu, kata Samsul, salah satu syarat penerima mestinya juga dicantumkan untuk mereka yang tidak mampu. "Syarat yang spesifik seperti miskin berprestasi. Disitu nggak ada," kata Samsul.

Samsul pun, mengingatkan agar ada perbaikan edaran yang kini telah diterbitkan di perguruan tinggi tersebut. Pencantuman bahwa beasiswa ini dipentingkan untuk mereka yang tidak mampu wajib dituliskan.

Baru-baru ini, di Univeristas Padjajaran Bandung Jawa Barat memang beredar selebaran terkait penerimaan beasiswa untuk mereka yang hendak berkuliah. Surat yang terbit pada 27 September 2016 itu mencantumkan syarat penerima beasiswa.

Yakni, harus memiliki KTP Jawa Barat, prestasi akademik berupa IPK, prestasi non akademik seperti olahraga, seni, sains, teknologi dan bisa hafalan 5 juz Alquran. Kuota beasiwa ini tersedia untuk mahasiswa S1 sebanyak 45 orang, S2 sebanyak tujuh orang, dan S3 empat orang. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement