REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyebut sebanyak 20 persen warga DKI Jakarta mengalami masalah kejiwaan dengan tingkat yang bermacam-macam. Data tersebut dia dapat dari Rumah Sakit Jiwa Dr Soeharto Heerdjan, Grogol, Jakarta Barat.
"Ada 20 persen warga Jakarta yang mengidap masalah kejiwaan dari sangat ringan, ringan hingga berat," kata dia di Kementerian Kesehatan dalam peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, Kamis (6/10).
Menurutnya, hal itu disebabkan banyak faktor. Persoalan macet dan banjir adalah sedikit dari banyak faktor yang diyakini mempengaruhi kondisi kejiwaan masyarakat. Ia menyadari bahwa tekanan hidup di Jakarta kian berat. Tapi, hal itu bisa ditanggulangi salah satunya dengan identifikasi dini dan melakukan treatment secara berkala.
Sandi mengatakan, kehadiran pemimpin di tengah-tengah masyarakat juga sangat penting untuk bisa mengurai masalah tersebut. Ia meyakini, pasangannya dalam pilkada DKI, Anies Baswedan mampu membaca situasi tersebut.
"Mas Anies mengerti membangun manusia, bukan hanya membangun fisik (Jakarta) tapi juga jiwa dan mencerdaskan masyarakat Jakarta," ujar dia.
Sandi mengatakan, persoalan macet dan banjir memang tak bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Maka, kata dia, perlu untuk menyiapkan jiwa masyarakat Jakarta yang siap untuk menghadapi proses yang lama tersebut. Yang penting, menurutnya, menghadirkan kepemimpinan yang lebih peduli dan mendengar aspirasi rakyat.
"Karena pengalaman saya, mendengar itu menyelesaikan 50 persen masalah," katanya.