REPUBLIKA.CO.ID, LHOKSEUMAWE -- Wali Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, Suaidi Yahya mewacanakan surat rekomendasi bebas narkoba bagi pelajar yang ingin masuk masuk sekolah di Kota Lhokseumawe.
Hal itu disampaikan oleh Suaidi Yahya saat melakukan peluncuran program Saleum Sikula di SDN 12 Banda Sakti Lhokseumawe, Kamis (6/10). Dia mengatakan surat bebas narkoba tersebut dipakai sebagai salah satu syarat untuk masuk sekolah di Lhokseumawe, baik tingkat SMP maupun tingkat SMA sederajat.
"Surat rekomendasi bebas narkoba tersebut, sifatnya sama seperti surat bisa mengaji yang sudah diterapkan oleh Pemko Lhokseumawe. Dimana bagi siswa yang ingin masuk sekolah harus bisa mengaji yang dibuktikan dengan surat yang dikeluarkan oleh balai pengajian dan untuk masalah narkoba harus ada surat bebas Narkoba," ujarnya.
Suaidi mengatakan surat bebas narkoba dikeluarkan oleh BNNK setempat, yang menyatakan bahwa pelajar yang bersangkutan bebas dari penyalahgunaan narkoba dan dapat diterima di sekolah. Hal itu dilakukan sebagai salah satu upaya mencegah terjadinya peredaran dan penyalahgunaan narkoba yang semakin marak dewasa ini. Dia mengatakan pencegahan narkoba harus dilakukan langkah-langkah prevantif sebagai upaya mengempur dari segala arah terhadap bahaya narkoba tersebut.
"Yang menyebabkan bahaya narkoba ini adalah manusia sendiri, seperti para pembuat, bandar dan pengedar serta pemakai. Sedangkan yang mencegahnya juga manusia sendiri, sehingga harus banyak taktik dan strategi agar tidak meluas penyalahgunaan narkoba untuk masa yang panjang kedepan," ujar Wali Kota Lhokseumawe.
Dia mengatakan dengan adanya kewajiban surat bebas narkoba tersebut, maka apabila ada yang terindikasi menggunakan narkoba dapat segera dilakukan upaya rehabilitasi. Suaidi mengatakan surat rekomendasi bebas narkoba ini sebagai upaya preventif terhadap dampak yang lebih besar lagi akan bahaya narkoba tersebut.
Program Saleum Sikula merupakan program inovatif yang dilakukan oleh BNNK Lhokseumawe, dengan sasarannya para pelajar tingkat sekolah dasar, melalui para guru setempat sebagai penyuluh. Sedangkan pelaksanaannya, diberi saat awal proses belajar dan akhir belajar dengan metode sederhana yang mudah diingat oleh murid. Program ini pertama dilakukan di Lhokseumawe dan akan diberlakukan diseluruh Kota Lhokseumawe.