REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menghadapi pergantian musim, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjamin persediaan pangan nasional dalam keadaan aman. Pasalnya tahun ini produksi pangan Indonesia mencapai surplus sehingga kebutuhan pangan dapat tertutupi dengan produk dalam negeri.
"Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) produksi pertanian kita meningkat cukup signifikan. Kalau biasanya kita defisit, sekarang kita surplus beras," ujar Amran saat ditemui pada Pembukaan Pameran Pangan Nusa dan Pameran Produk Dalam Negeri (PPN-PPDN) di Stadion Mandalakrida, Yogyakarta, Kamis (6/10).
Maka itu ia meminta agar masyarakat tenang dan tidak mengkhawatirkan persediaan pangan. Sekalipun terjadi paceklik atau gagal panen, Amran meyakini persediaan pangan negara masih cukup untuk menutupi kebutuhan pangan masyarakat yang mencapai 2,6 juta ton beras per bulan.
Selain persediaan beras, Amran juga telah menyiapkan strategi untuk mempertahankan stabilitas komoditas lain, seperti cabai, bawang, dan jagung. Untuk cabai, Kementerian Pertanian telah menyediakan 15 ribu hektare lahan siap tanam. Sehingga hasil panen komoditas ini bisa mencukupi kenutuhan pasar.
"Kita bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk program penanaman cabai. Polanya kita akan optimalkan penanaman pada bulan-bulan shortage sehingga hasil panen bisa flat," kata Amran.
Pola penanaman seperti ini telah dilakukan pada komoditas bawang, dan terlihat keberhasilannya. Buktinya, ujar Amran, saat ini Indonesia berhasil menekan angka impor bawang dari luar negeri.
Hal yang sama juga akan dilakukan terhadap tanaman jagung. Bahkan dalam waktu dekat, Kementerian Pertanian dan Perdagangan akan menanam jagung pada lima ribu hektare lahan di Kabupaten Kebumen.
Selain mengoptimalkan pola penanaman komoditas pangan, Kementerian Pertanian juga melakukan perbaikan fasilitas penunjang untuk bercocok tanam. "Kita akan terus mengoptimalisasikan irigasi. Kita perbaiki dan pelihara saluran yang sudah ada," ujarnya.