REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Puluhan hektare tanaman tembakau di wilayah Pakel, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, dipastikan gagal panen. Ini setelah tanaman yang daunnya menjadi bahan baku rokok tersebut rusak dan membusuk akibat terendam banjir yang melanda wilayah tersebut, sepekan terakhir.
"Kerugian setiap petani mencapai jutaan rupiah. Jika diakumulasi bisa puluhan hingga ratusan juta rupiah," kata Yuli Purnomo, salah seorang petani tembakau di Desa Gemoplan, Kecamatan Pakel, Kamis (6/10).
Di areal persawahan desanya, Yuli mengatakan hampir semua tanaman tembakau rusak. Genangan air yang merendam petak-petak sawah berisi tanaman tembakau menyebabkan akar pohon penghasil bahan baku rokok itu membusuk.
Perlahan namun pasti, tanaman akhirnya mati yang ditandai dengan kondisi batang menguning dan daun layu. "Cuaca memang sulit diprediksi. Hujan yang terus mengguyur hingga Oktober sungguh di luar perkiraan petani," kata Marji, petani tembakau lain di desa yang sama.
Saat banjir, usia tanaman tembakau milik Yuli Purnomo sudah berusia 2,5 bulan. Sementara milik Marji baru sebulan namun sekarang semua kondisinya mati layu karena akar yang membusuk. "Kalau sudah begini tidak bisa diapa-apakan. Tanaman akan kami cabuti lalu dibuang atau menjadi pakan ternak," katanya.
Sebagai ganti untuk meminimalkan kerugian, Yuli berencana menanam padi yang lebih tahan terhadap hujan dan genangan air. "Beberapa petani sudah berganti komoditas ke padi karena memang saat cuaca hujan yang cocok hanya itu. Menanam tembakau, cabai atau melon di saat anomali cuaca seperti ini terlalu berisiko," ujarnya.
Pengurus Kelompok Petani Tembakau di Kabupaten Tulungagung Nurhadi tidak bisa dihubungi, sementara pihak Dinas Perkebunan dan Kehutanan Tulungagung enggan memberi tanggapan dengan alasan kewenangan masalah perkebunan saat ini diambil alih oleh Dinas Perkebunan Pemprov Jatim.