Jumat 07 Oct 2016 03:46 WIB

HIV/AIDS Paling Banyak Diderita Ibu Rumah Tangga di Sukabumi

Rep: Riga Iman/ Red: Winda Destiana Putri
HIV/AIDS
Foto: pixabay
HIV/AIDS

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Jumlah penderita HIV dan AIDS di kalangan ibu rumah tangga (IRT) di Kota Sukabumi cukup tinggi. Bahkan, jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan kalangan lainnya seperti wanita pekerja seks.

"Saat ini jumlah IRT yang terkena HIV dan AIDS cukup tinggi," ujar Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sukabumi, Achmad Fahmi kepada wartawan Kamis (6/10). Sebelumnya, HIV dan AIDS menyasar kalangan wanita pekerja seks.

Kini kata Fahmi, HIV dan AIDS mulai banyak diderita kalangan IRT. Data KPA dan Dinas Kesehatan (Dinkes) menyebutkan, pada semestas pertama 2016 ini tercatat sebanyak 23 orang IRT yang positif HIV dan sebagian tengah hamil.

Total kasus baru pada Januari hingga Agustus sebanyak 64 kasus. Sementara, pada 2015 lalu ditemukan sekitar 51 IRT yang positif HIV. Secara keseluruhan kasus HIV baru pada 2015 mencapai sebanyak 136 kasus. Data total pengidap HIV dan AIDS sejak 2000 hingga 2016 mencapai sebanyak 1.035 kasus.

Menurut Fahmi, para IRT yang positif HIV ini ditemukan berdasakan layanan puskesmas dan klinik bersalin. Para IRT tersebut menjalani pemeriksaan atau tes HIV yakni voluntary counseling and testing (VCT).

Fahmi menerangkan, para IRT terkena HIV karena tertular dari suaminya yang positif HIV dan AIDS. Di mana, istri tidak mengetahui suaminya positif HIV.

Ditambahkan Fahmi, jumlah IRT yang terkena HIV saat ini melebihi wanita pekerja seks. Fenomena tersebut sudah terjadi dalam dua tahun terakhir. Hal ini lanjut dia terjadi di sejumlah daerah lainnya di Indonesia.

Jumlah kasus HIV dan AIDS di Sukabumi ungkap Fahmi, masih lebih rendah bila dibandingkan dengan daerah lainnya. Meskipun demikian KPA Sukabumi tetap mewaspadai munculnya kasus baru HIV dengan menggulirkan sejumlah program.

Salah satunya KPA Kota Sukabumi akan membentuk kelompok kerja (Pokja) Remaja. Pasalnya, saat ini penyebaran HIV dan AIDS mulai menyasar kalangan remaja yang duduk di bangku sekolah SMP dan SMA.

"Dalam waktu dekat ini akan dibentuk pokja remaja dalam pencegahan HIV di Sukabumi," terang Sekretaris KPA Kota Sukabumi Fifi Kusumajaya. Pokja remaja ini di tingkat nasional disebut sebagai dewan perwakilan orang muda.

Pembentukan pokja remaja lanjut Fifi, dikarenakan mulai maraknya kasus penyebaran HIV dan AIDS di kalangan remaja khususnya pelajar tingkat SMP dan SMA. Remaja saat ini rentan terpengaruh dengan perilaku negatif seperti perilaku seks bebas dan narkoba jarum suntik.

Padahal, perilaku tersebut menjadi salah satu penyebab utama penularan HIV. Sebelum membentuk pokja remaja terang Fifi, KPA sebenarnya terlebih dahulu membentuk komunitas pelajar peduli AIDS (PPA). Di mana, para anggota komunitas tersebut adalah para pelajar yang berperan dalam menyebarkan informasi mengenai bahaya HIV dan upaya pencegahannya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement