REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan pemerintah akan terus melanjutkan impor daging kerbau dari India. Hal itu untuk memenuhi kebutuhan daging masyarakat seiring masih tingginya daging sapi di pasaran.
"Selama masyarakat butuh kami akan lanjutkan," kata Menteri Amran di sela menghadiri pembukaan Pameran Pangan Nusa dan Produk Dalam Negeri Regional 2016 di Lapangan Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Kamis (6/10).
Menurut Amran, pengadaan daging kerbau akan tetap dilakukan dengan prinsip tetap melindungi peternak lokal. Caranya, antara lain dengan membatasi distribusi daging kerbau impor? Itu khusus untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
"Selain itu kami juga memberikan inseminasi buatan (IB) untuk peternak guna mempercepat produksi," kata dia.
Ia mengatakan untuk harga daging kerbau impor di pasaran Indonesia saat ini setara dengan harga di Malaysia yang sebelumnya dikabarkan lebih murah. Baik di pasaran Indonesia maupun di Malaysia, harga daging kerbau impor sama-sama dijual Rp 65 ribu per kg.
"Sekarang harganya relatif sama, sama-sama dijual Rp 65 ribu per kg," kata dia dikutip Antaranews Jumat (7/10).
Sementara itu, dalam rangka mempercepat swasembada daging sapi, menurut Amran, Kementan pada tahun depan akan memberikan empat juta paket inseminasi buatan gratis untuk peternak di seluruh provinsi. Menurut dia, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan daging sapi, Indonesia tahun ini masih perlu mengimpor satu juta ekor sapi hidup.
Untuk mempercepat produksi sapi dalam negeri, menurut dia, Kementen dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) saat ini menerapkan kebijakan baru dengan mewajibkan keberadaan indukan sapi di setiap impor sapi bakalan. "Sekarang rata-rata impor sapi bakalan 700 ribu ekor yang kami harapkan 20 persen di antaranya adalah indukan," kata Amran.