Jumat 07 Oct 2016 17:21 WIB

Cadangan Devisa Akhir September 2016 Naik Jadi 115,7 Miliar Dolar AS

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Budi Raharjo
cadangan devisa (ilustrasi)
cadangan devisa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia akhir September 2016 tercatat sebesar 115,7 miliar dolar AS. Angka itu lebih tinggi dibandingkan posisi akhir Agustus 2016 yang sebesar 113,5 miliar dolar AS.

Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara menjelaskan, tren cadangan devisa terus membaik. Apalagi sejak awal tahun ini, aliran modal masuk (capital inflows) terus mengalir ke Indonesia. Selain itu, didukung juga oleh kebijakan amnesti pajak.

"Kemudian karena suku bunga AS mudah diprediksi, sehingga capital inflows masuk ke emerging market (negara berkembang). Pengesahan tax amnesty dan karena hasil periode pertama, capital inflows bisa masuk lagi," ujar Mirza di Gedung Bank Indonesia, Jumat (7/10).

Namun menurutnya, saat ini aliran modal masuk masih dari pelaku pasar. Sebab, dana repatriasi yang sekitar Rp 139 triliun masih diperkenankan masuk sampai Desember. "Jadi yang terkait tax amnesty masih ditunggu realisasinya. Tapi yang diluar skema tax amnesty masih masuk. Memang tidak deras tapi masih ada terus masuk," jelasnya.

Berdasarkan data BI yang dirilis pada Jumat (7/10), peningkatan cadangan devisa terutama dipengaruhi oleh antara lain penerimaan pajak dan devisa migas, penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, dan hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas. Hasil lelang SBBI melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo.

Menurut Direktur Departemen Komunikasi BI, Arbonas Hutabarat, posisi cadangan devisa per akhir September 2016 tersebut cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Cadangan devisa berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement