REPUBLIKA.CO.ID, PORT AU PRINCE -- Korban tewas akibat badai Matthew di Haiti dilaporkan telah mencapai 300 orang. Bencana ini membuat krisis kemanusiaan terbesar sejak gempa yang terjadi pada 2010 lalu.
Banyak bangunan di sepanjang Haiti hancur. Badai kuat ini berpusat 35 mil atau 60 kilometer dari wilayah Cape Canaveral. Angin diperkirakan terus bergerak ke arah utara dan barat dengan kekuatan sebesar 14 mph atau 22 kilometer per jam.
Seperti ditulis BBC, sebagian besar korban tewas di Haiti berasal dari kota-kota maupun desa nelayan di wilayah sekitar pantai selatan negara itu. Kebanyakan meninggal akibat tertimpa pohon dan reruntuhan bangunan. Selain itu, mereka juga terkena banjir deras dari sungai yang meluap.
Kecepatan angin akibat badai Matthew di Haiti juga sempat mencapai 145 mph atau 230 kilometer per jam. Hujan deras terus mengguyur banyak wilayah negara mulai Senin (3/10) lalu.
Organisasi nonpemerintah di Haiti memberi laporan bahwa banyak warga yang kekurangan pasokan makanan dan air. Sambungan listrik dan telepon juga saat ini masih terputus di wilayah yang terkena dampak.
Selain Haiti, beberapa negara di kawasan Karibia juga terkena dampak badai tersebut. Di antaranya adalah Kuba, Republik Domonika, dan Jamaika.