Ahad 09 Oct 2016 06:38 WIB

Rusia Veto Rencana PBB Hentikan Serangan Udara di Suriah

Red: Nur Aini
Warga Suriah berjalan di antara puing-puing bangunan setelah serangan udara dari pasukan rezim
Foto: The Guardian
Warga Suriah berjalan di antara puing-puing bangunan setelah serangan udara dari pasukan rezim

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Rusia memveto rencana resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang akan menuntut diakhirinya serangan-serangan udara dan penerbangan militer di atas ruang udara kota Aleppo, Suriah. Sementara itu satu rancangan yang dibuat Rusia gagal memperoleh minimum sembilan suara untuk mendukungnya.

"Terima kasih atas aksi-aksi Anda hari ini, orang-orang Suriah akan terus meregang nyawa di Aleppo akibat pengeboman Suriah dan Rusia. Mohon hentikan sekarang," ujar Duta Besar Inggris untuk PBB Matthew Rycroft mengatakan kepada Dubes Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin.

Pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang didukung pesawat-pesawat tempur Rusia dan dukungan Iran, telah bertempur untuk merebut bagian timur Aleppo, kota besar Suriah yang setengahnya dikuasai pemberontak. Lebih dari 250 ribu warga sipil terperangkap di sana. "Rusia telah menjadi salah satu penyetor utama teror di Aleppo, menggunakan taktik yang biasa dilakukan para preman daripada pemerintah-pemerintah," kata Wakil Dubes Amerika Serikat untuk PBB David Pressman kepada DK PBB.

Ia mengatakan Rusia "bermaksud membiarkan pembunuhan itu berlanjut dan tak turut serta menghentikannya". Rancangan resolusi Prancis itu menerima 11 suara dukungan, sedangkan Cina dan Angola abstein. Venezuela mengikuti Rusia dengan memberikan suara menentangnya.

Rusia menggunakan vetonya lima kali terkait resolusi PBB mengenai Suriah selama konflik yang berlangsung lebih lima tahun. Sebuah resolusi PBB memerlukan sembilan suara yang mendukung dan tidak ada veto untuk diadopsi. Negara-negara yang memiliki hak veto ialah Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Rusia, dan Cina.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement