REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II atau IPC mempercepat sisa pembangunan terminal peti kemas. Hal itu, sesuai permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta pembangunan dipercepat saat meresmikan Terminal Petikemas Kalibaru, Pelabuhan Utama Tanjung Priok atau New Priok Container Terminal (NPCT) 1, pada 13 September 2016 lalu. Pelindo menargetkan seluruh terminal petikemas di New Priok beroperasi secara maksimal mulai tiga tahun mendatang.
"Sesuai permintaan Pak Presiden (Jokowi), Insya Allah selesai 2019," ujar Direktur Utama Pelindo II Elvyn G Masassya saat menyampaikan paparan dalam acara media gathering di Hotel Intercontinental, Bandung, akhir pekan lalu.
Menurut Elvyn, jika sudah selesai nantinya pelabuhan ini menjadi pelabuhan besar di Indonesia. Untuk produk terminal akan memiliki ruang penyimpanan besar yang bisa menjadi tempat mendistribusikan minyak dan gas.
Terminal New Priok sejak Agustus 2016 telah dioperasikan secara komersial. Hadirnya New Priok ini maka kapasitas terminal peti kemas di Tanjung Priok bertambah 1,5 juta TEUs per tahun. Terminal ini, kata dia, diharapkan mampu mendorong kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor pelabuhan dan ekonomi, sekaligus memperkuat jati diri Indonesia sebagai negara maritim.
Sementara menurut Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha PT Pelindo II Saptono R Iranto, New Priok fase satu terdiri tiga terminal kontainer dan dua terminal produk. Untuk pembangunan tahap dua, pihaknya menunggu perizinan dari Kemenhub. "Setelah disetujui, nanti ada empat terminal lagi yaitu empat terminal untuk kontainer internasional," kata Saptono.
Selanjutnya setelah fase dua, kata dia, pihaknya membangun CT 4 hingga CT 7. Masing-masing kontainer itu, memiliki kapasitas 1,5 juta TEUs per tahun. "Jadi kalau nanti ada tujuh, artinya ada 10,5 juta TEUs," kata Saptono.