REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi meminta camat dan kepala desa menjemput warganya yang menjadi pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Permintaan itu menyusul adanya kabar terdapat warga Purwakarta yang tercatat sebagai pengikut Dimas Kanjeng.
"Saya sudah meminta ke kades dan camat untuk melakukan pengecekan secara langsung. Kalau benar ada (warganya) di sana, harus bisa dibujuk untuk pulang ke rumah," katanya, di Purwakarta, Sabtu (9/10).
Warga Purwakarta telah dikejutkan dengan beredarnya pesan berantai melalui salah satu platform layanan chatting gratis Whatsap selama beberapa hari terakhir. Dalam pesan yang dikabarkan berasal dari Polda Jawa Timur itu disebutkan, Rukoyah, warga Desa Sukadami, Kecamatan Wanayasa, Purwakarta menjadi salah satu pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang kini masih bertahan di padepokan milik Dimas Kanjeng.
Atas hal itulah, bupati meminta camat dan kades menjemput warganya, jika kabar tersebut memang benar. Dedi memastikan seluruh biaya penjemputan akan ditanggung sepenuhnya oleh Pemkab Purwakarta, sehingga sedikit pun tidak akan membebani pihak keluarga.
Rukoyah yang memiliki empat anak ini sudah sebulan pergi dari rumah dengan alasan akan mengikuti pengajian ke daerah Jawa Timur. "Kasihan keluarganya bingung, jadi harus dibantu untuk penjemputan," kata dia.
Ia mengakui untuk sementara ini, baru seorang warga Purwakarta, yakni Rukoyah, yang dikabarkan menjadi pengikut Dimas Kanjeng. Tapi jika ternyata di Padepokan Dimas Kanjeng ditemukan lagi warga Purwakarta, tentu akan dijemput sekalian.