REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban, Jawa Timur, menyebutkan enam jasad santri korban perahu tenggelam di Bengawan Solo, sudah diserahkan kepada pengelola Pondok Pesantren (Ponpes) Langitan, Widang, Tuban. Jenazah akan diteruskan kepada keluarganya.
"Enam jasad santri yang sudah teridentifikasi semalam sudah kami serahkan kepada Ponpes Langitan. Setelah dishalatkan di Masjid Widang selanjutnya jasad enam santri itu diangkut dengan ambulans untuk dikirim ke tempat asalnya masing-masing," kata Kepala BPBD Tuban Joko Ludiono, Ahad (9/10).
Sesuai data menyebutkan enam santri korban perahu tenggelam di Bengawan Solo tiga hari lalu, yaitu M. Afiq Fadlil (19), asal Brebes, Jawa Tengah, dan Moch. Barikly Amri (12), asal Gresik, Jawa Timur. Lainnya, Abdul Umar (12), asal Gresik, Lujaini Dani (13), asal Lamongan, dan Muhsin (16), asal Surabaya dan Rizky Nur Habib (15) asal Sumatera Utara. Terkait jasad santri asal Sumatra, katanya, pemulangannya ke tempat asalnya dengan pesawat terbang melalui Bandara Juanda, Sidoarjo.
SAR Temukan Jasad Lima Santri Langitan
"Pemberangkatan jasad santri asal Sumatra dipimpin langsung Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf," ujar dia.
Ia membenarkan jasad santri ketujuh yang ditemukan Minggu pagi di sekitar lokasi kejadian di tambangan Bengawan Solo di Desa Babat, Lamongan, adalah M. Arif Mabruri (18), asal Desa Ngampal, Kecamatan Sumberrejo, Bojonegoro. Dengan ditemukannya jasad santri ketujuh berarti seluruh korban perahu tenggelam di Bengawan Solo sudah berhasil ditemukan oleh tim SAR gabungan.
"Ya kemungkinan jasad santri ketujuh asalnya Bojonegoro. Sekarang untuk kepastiannya masih dalam proses identifikasi," katanya.
Yang jelas, menurut dia, kalau memang proses identifikasi sudah selesai maka pada Ahad ini, jenazahnya akan langsung diserahkan kepada pihak Ponpes Langitan untuk diteruskan kepada keluarganya di Bojonegoro.