REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, pendidikan karakter itu penting. Kalau karakternya dan fondasinya kuat, maka di atasnya akan baik.
Pendidikan karakter, ujar dia, merupakan upaya revitalisasi manajemen berbasis sekolah, dengan pengembangan kapasitas kepala sekolah, guru, komite sekolah, dan peran aktif orang tua siswa.
Penguatan pendidikan karakter lebih memperhatikan harmoni olah hati (etika), olah rasa (estetika), olah raga (kinestetik) dan olah pikir (literasi baca, tulis, hitung).
"Harmonisasi tersebut diimplementasikan dalam keterpaduan intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler dan nonkurikuler untuk mewujudkan karakter baik siswa. Nilai-nilai utama karakter yang dapat ditumbuhkan adalah religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas, serta dapat juga disesuaikan dengan nilai-nilai kearifan lokal daerah masing-masing," katanya dalam siaran pers, Ahad, (9/10).
Hanya dengan karakter yang kuat, jati diri bangsa menjadi kokoh dan menumbuhkan daya saing bangsa. Sehingga mampu menjawab berbagai tantangan era abad 21.
Pendidikan karakter diharap memberikan penguatan karakter siswa dalam mewujudkan generasi emas 2045 melalui pembelajaran terpadu di dalam dan di luar sekolah dengan kolaborasi sumber belajar di luar sekolah.
Ia juga menegaskan tidak ada perubahan peraturan pemerintah yang berkaitan dengan Kurikulum 2013 karena implementasi kurikulum tersebut sedang berjalan.
"Upaya kami adalah menambah kandungan K13 dengan prioritas di jenjang pendidikan dasar dalam bentuk kokurikuler, termasuk di dalamnya pembelajaran berbasis kearifan lokal. Itulah yang kemudian disebut Program Penguatan Pendidikan Karakter."
Program ini diharapkan dapat memberikan penguatan karakter siswa dan mewujudkan pembelajaran terpadu di dalam dan di luar sekolah melalui pelibatan publik dalam mewujudkan pendidikan yang ramah dan menyenangkan.