REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melakukan langkah aktif untuk meningkatkan arus penanaman modal ke Indonesia. Salah satunya adalah penandatanganan nota kesepahaman antara Australia Indonesia Business Council (AIBC) dengan Banten Global Development (BGD) di Kantor BKPM.
Kerja sama ini rencananya dicanangkan untuk membangun kawasan industri baru di kota Tangerang. Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis menyambut positif penandatanganan nota kesepahaman yang akan berfungsi sebagai langkah awal dalam proses pembangunan kawasan industri terpadu di Teluk Naga, Banten.
"Nota kesepahaman yang ditandatangani oleh kedua pihak baik AIBC dan BDG memiliki peran penting dalam upaya investor untuk membangun kawasan industri terintegrasi seluas 700 hektar di daerah Kohod dan Tanjung Burung yang berlokasi di mulut sungai Cisadane,” kata Azhar dikantornya, Senin (10/10).
Menurut Azhar, salah satu yang direncanakan akan dibangun oleh investor dalam kawasan industri terpadu tersebut adalah pembangkit listrik tenaga gas 3x450 MW dalam kurun waktu lima tahun mendatang. Nilai investasinya diperkirakan mencapai angka 1,3 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 16,9 triliun.
Listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik tersebut diharapkan dapat turut berkontribusi untuk memenuhi program pemerintah untuk membangun pembangkit listrik 35 ribu MW.
Azhar menambahkan bahwa pihaknya berharap nota kesepahaman tersebut dapat berdampak positif terhadap peningkatan aliran penanaman modal dari Australia. "Penandatanganan nota kesepahaman menunjukkan upaya BKPM untuk mempertemukan investor dengan potensi dan proyek yang ada di daerah," ujar Azhar.
Kepemilikan dari proyek tersebut nantinya akan dipegang oleh BGD selaku BUMD bersama partner mereka perusahaan Indonesia. Sementara AIBC akan mengoordinasikan beberapa perusahaan swasta Australia sebagai investor.
Dari data yang dimiliki oleh BKPM, periode 2010-kuartal kedua 2016, total investasi dari Australia mencapai 2,1 miliar dolar AS. Jumlah tersebut menempatkan Australia pada posisi 12 dari daftar peringkat teratas investasi asing yang masuk ke Indonesia.