Senin 10 Oct 2016 13:56 WIB

Pengamat: Survei Indikasikan Ahok Berjarak dengan Masyarakat

Warga menyaksikan alat berat yang menghancurkan sebuah rumah saat penggusuran di pemukiman proyek normalisasi Sungai Ciliwung, Bukit Duri, Jakarta, Rabu (28/9).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Warga menyaksikan alat berat yang menghancurkan sebuah rumah saat penggusuran di pemukiman proyek normalisasi Sungai Ciliwung, Bukit Duri, Jakarta, Rabu (28/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Firman Noor mengatakan hasil survei yang menyebutkan tingkat keterpilihan Ahok kurang 50 persen, mengindikasikan ada jarak dengan masyarakat. Menurutnya, kebijakan Ahok yang belakangan ini membuat elektabilitasnya kian merosot.

"Sebagian kalangan yang tidak menyukai Gubernur mungkin lebih disebabkan kebijakan dan catatan prestasi yang tampaknya kurang mengesankan di mata mereka," kata Firman dihubungi dari Jakarta, Senin (10/10).

Sebagian lain yang tidak menyukai calon yang sedang menjabat itu bisa juga karena melihat sikap yang kadang menunjukkan kekasaran dan kesombongan. "Namun, sikap dan kebijakan gubernur itu yang menjadi perhitungan penting terkait dengan jarak gubernur yang kembali mencalonkan diri dengan masyarakatnya," tuturnya.

Sebelumnya Lingkaran Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei tentang tingkat keterpilihan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang akan bersaing pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Menurut survei LSI, tingkat keterpilihan Ahok-Djarot adalah 31,4 persen, disusul Anies-Sandiaga 21,1 persen dan Agus-Sylvi 19,3 persen.

Sedangkan Populi Center merilis survei tingkat keterpilihan dengan hasil Ahok-Djarot 45,5 persen, Anies-Sandiaga 35,5 persen dan Agus-Sylvi 15,8 persen. Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 akan diikuti tiga pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur.

Mereka adalah Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang diusung PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Hanura dan Partai Nasdem. Kemudian Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni yang diusung Partai Demokrat, PPP, PKB dan PAN dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang diusung Partai Gerindra dan PKS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement