REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama atau Ahok sering menyulut kontroversi. Terakhir penyataannya soal Alquran Surat Al Maidah ayat 51 dianggap melukai hati umat Islam.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini, mengimbau agar sebagai warga bangsa yang baik Ahok tidak mengeksploitasi isu primordial suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Apalagi menyinggung aqidah dan ajaran umat beragama termasuk Islam.
Ia meminta Ahok untuk jangan mengeluarkan pernyataan yang agresif, terkait nilai ajaran agama tertentu yang menyebabkan ketersinggungan dan menyulut kemarahan. Sebab, umat beragama memiliki hak untuk memilih berdasarkan keyakinan agamanya.
''Adalah hak ulama untuk menjelaskan makna ajaran memilih pemimpin merujuk Surat Al Maidah Ayat 51. Kalau itu disebut sebagai membohongi/kebohongan jelas tidak bijak dan provokatif," kata Jazuli, dalam keterangan persnya, Senin (10/10).
Menurut anggota Komisi I DPR ini, agama adalah hal yang agung dan mendasar bagi setiap umat. Sehingga jangan diusik dan disinggung apapun alasannya, karena bisa menyulut ketersinggungan, kemarahan, bahkan konflik.
Demikian agungnya agama, lanjut dia, Indonesia menempatkannya dalam posisi yang mulia sebagai falsafah negara. Konstitusi juga secara tegas menjamin kemerdekaan setiap penduduk untuk memeluknya sebagai hak yang tidak dapat dikurangi. Bahkan, negara menjamin kemurniaannya dan menghukum orang-orang yang menistakannya.
"Pernyataan Pak Ahok soal Surat Al Maidah Ayat 51 tidak pada tempatnya, provokatif, arogan dan tidak sejalan dengan upaya menghadirkan toleransi dan harmonisasi dalam kehidupan beragama. Juga tidak sejalan dengan upaya mewujudkan demokrasi yang damai dan kondusif," ungkap Jazuli.