Senin 10 Oct 2016 14:24 WIB

Politikus Inggris Sebut Trump Dominasi Debat Capres AS Kedua

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Kepala partai Independen United Kingdom, Nigel Farage.
Foto: reuters
Kepala partai Independen United Kingdom, Nigel Farage.

REPUBLIKA.CO.ID, DOWNE -- Politisi Inggris Nigel Farage menilai calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik Donald Trump mendominasi debat capres kedua. Ia juga mengatakan, Trump dapat diibaratkan seperti 'gorila dengan punggung perak'.

Mantan Ketua Partai Kemerdekaan Britania Raya itu memberi pujian terhadap Trump yang selama ini menunjukkan sikap kontroversial. Menurutnya, hal itu justru membuat ia dapat mengambil kendali lawannya, calon presiden AS dari Partai Demokrat Hillary Clinton sepanjang acara debat capres kedua yang digelar di St Louis, Missouri.

"Saya tidak berpikir ia (Trump) melakukan cara yang agresif. Seperti yang bisa dilihat malam ini, ia memengang kendali dan mendominasi Clinton yang justru banyak berada di belakang kakinya sepanjang malam," ujar Farage, dilansir The Independent, Senin (10/10).

Baca: Tingkah Aneh Trump, Berdiri di Belakang Hillary Saat Debat

Salah satu tindakan kontroversial yang menghebohkan publik baru-baru ini adalah munculnya rekaman Trump pada 2005. Rekaman itu dinilai berisi pelecehan terhadap perempuan, namun miliarder itu membantah dan mengatakan telah terjadi kesalahpahaman.

Dalam debat capres kedua itu, Trump mengaku malu komentar yang ia katakan saat berada di ruang ganti muncul ke publik dan memberi kesan yang sangat negatif terhadapnya. Namun, ia menekankan pembicaraan itu tidak bermaksud apapun, apalagi menjurus pada pelecehan hingga kekerasan seksual.

"Saya sangat menghormati perempuan dan tidak ada yang lebih menghormati perempuan daripada saya," jelas Trump.

Meski demikian, jajak pendapat yang dikumpulkan beberapa media menunjukkan Clinton tetap unggul. Sebanyak 57 persen pemirsa yang menonton debat capres memilih istri dari Bill Clinton tersebut sebagai kandidat favorit mereka.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement