REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengajak Cina berunding demi menjaga perdamaian kedua wilayah itu di tengah berhentinya komunikasi resmi selama lima bulan kedua negara.
Namun, Tsai dalam pidato pertama Hari Nasional tampak tidak mengakui Taiwan adalah bagian dari Cina. Pengakuan terhadap hal itu adalah syarat utama sebelum kedua wilayah dapat kembali berhubungan.
Cina kerap merujuk hubungan keduanya sebagaimana diatur dalam "kesepakatan 1992". Oposisi Tsai mengatakan, Presiden mengirim sinyal rujuk ke Cina, tetapi ia memilih kata dengan cermat agar tidak kehilangan dukungan pegiat anti-Cina di wilayahnya.
"Kedua pihak mesti duduk bersama dan berunding secepat mungkin," kata Tsai merujuk dua pimpinan wilayah yang dipisahkan Selat Taiwan.