REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menyayangkan jika pelaksanaan Kongres Tahunan Perstuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) ditunda. Juru Bicara di Kemenpora, Gatot Dewa Broto mengatakan, meski peluang penundaan itu terbuka, pilihan tersebut bukan jalan keluar mengatasi polemik lokasi kongres.
Gatot mengakui, Kemenpora masih bertahan dengan rekomendasi pelaksanaan Kongres Tahunan di Yogyakarta. Pun, dia juga mengatakan, PSSI tetap pada keputusan Komite Eksekutif (Exco) agar Kongres Pemilihan tetap mengambil lokasi di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Kengototan dua kubu tersebut, diterangkan Gatot, sebetulnya sudah terjawab dengan kabar keluarnya izin keramaian dari Mabes Polri. Izin tersebut mengabulkan rekomendasi Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi tentang kongres di Yogyakarta. “Penundaan kongres memang salah satu (masalah) yang sudah kita (Kemenpora) inventarisasi. Solusinya mungkin ada nanti,” ujar Gatot, saat ditemui wartawan di Kemenpora, Jakarta, Senin (10/10).
Sebelumnya, anggota Exco PSSI, Tony Apriliani menerangkan, Kongres Tahunan di Makassar, sudah mendapat restu Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA), pun juga Badan Sepak Bola Asia (AFC). “Sampai hari ini, FIFA dan AFC masih menyetujui di Makassar," ujar Tony, kepada Republika, Senin (10/10).
Sebaliknya, kata Tony, rencana K-85 menggelar prakongres maupun kongres tandingan di Yogyakarta, patut dipertanyakan. Sebab, kata dia, pelaksanaan kongres harus lewat dan mendapat persetujuan dari Exco PSSI. Pun juga, keputusan tersebut harus diketahui FIFA dan AFC. “Kalau tidak, menurut saya nantinya FIFA dan AFC memutuskan untuk di-pending (ditunda)," ujar dia.