REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kuasa kelompok anggota PSSI yang menamakan diri K-85, Gusti Randa menegaskan, penundaan Kongres Tahunan PSSI bukan jalan keluar menjawab persoalan dua lokasi kongres yang berbeda. Menurut Gusti, K-85 sudah menjamin bakal hadir di kongres Makassar jika PSSI mendapatkan izin dari Mabes Polri. Walaupun, kata dia, K-85 tetap mendukung rekomendasi pemerintah tentang pelaksanaan kongres di Yogyakarta.
“Justru kita harus curiga kenapa (Kongres Tahunan) harus tetap di Makassar kalau izinnya ternyata harus di Yogyakarta,” ujar Gusti, saat dihubungi, Senin (10/10). Gusti curiga, kengototan PSSI menggelar Kongres Tahunan di Makassar memang bagian dari rencana agar Kongres Pemilihan bisa ditunda.
Akan tetapi, menurut Gusti, penundaan tersebut bagian dari manuver politik agar rezim kepemimpinan PSSI saat ini bisa awet. Bahkan, tak menutup peluang, penudanaan akan mengembalikan PSSI di bawah ketua umum nonaktif yang saat ini dalam masa persidangan (La Nyalla Mattalitti).”Saya jadi curiga, ada udang di balik batu dari kengototan PSSI tetap di Makassar," sambung dia.
Sebelumnya, anggota Exco PSSI, Tony Apriliani menerangkan, Kongres Tahunan di Makassar, sudah mendapat restu Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA), pun juga Badan Sepak Bola Asia (AFC). “Sampai hari ini, FIFA dan AFC masih menyetujui di Makassar," ujar Tony, kepada Republika, Senin (10/10).
Sebaliknya, kata Tony, rencana K-85 menggelar prakongres maupun kongres tandingan di Yogyakarta, patut dipertanyakan. Sebab, kata dia, pelaksanaan kongres harus lewat dan mendapat persetujuan dari Exco PSSI. Pun juga, keputusan tersebut harus diketahui FIFA dan AFC. “Kalau tidak, menurut saya nantinya FIFA dan AFC memutuskan untuk di-pending (ditunda)," ujar dia.