REPUBLIKA.CO.ID, EINDHOVEN – Mantan kapten timnas Belanda, Mark van Bommel memperingatkan negaranya akan menuju krisis. Ia pun menyalahkan bekas pelatih, Louis van Gaal atas situasi ini. “Laga Prancis-Belanda pada Maret 2014 adalah titik balik utama,” kata Bommel kepada L’Equipe dilansir ESPN, Senin (10/11).
Menurut Bommel, pada laga lawan Prancis itu, Van Gaal untuk pertama kalinya mengubah pakem 4-3-3 menjadi 3-5-2. Formasi itu kemudian menjadi andalan Van Gaal. Belanda yang terkenal dengan pola serangan bergelombang ala 'total football' menjadi bermain bertahan dan mengandalkan serangan balik.
Bommel yang kini melatih pemain muda PSV Eindhoven, mengoleksi 79 caps bersama timnas Belanda dan berhasil mencapai final Piala Dunia 2010. Meski Van Gaal berhasil membawa Belanda hingga semifinal Piala Dunia 2014, Bommel menilai, kemunduran sepak bola Belanda telah dimulai pada saat itu. “Ya, dengan 3-5-2 Belanda mencapai semifinal. Tapi formasi 4-3-3 yang membuat Belanda memenangi segalanya,” kata Bommel, menegaskan.
Pola yang diterapkan Van Gaal itu, kata Bommel membuat Belanda bergantung pada satu orang, Arjen Robben. Harus diakui, Robben memang bermain cemerlang di Brasil. “Bergantung kepada satu orang pemain selalu bukanlah tanda yang baik. Sebuah tim harus bekerja sama.”