REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Lebih dari 200 seniman mengikuti pesta budaya Asmat XXXI di lapangan papan Yosudarso Agats, Ibu Kota Kabupaten Asmat, Papua, sejak Jumat (7/10) hingga 12 Oktober 2016.
"Mereka yang mengikuti pesta budaya ini terdiri atas seniman ukir sebanyak 207 dan tujuh kelompok tari dengan masing-masing penari sebanyak 102 penari," kata Uskup Keuskupan Agats-Asmat Aloysius Murwito ketika di konfirmasi dari Jayapura, Selasa (11/10).
Selain seniman, kata dia, pesta budaya Asmat yang dipelopori oleh Keuskupan Agats-Asmat itu juga diramaikan oleh 60 pengayam dan 88 orang pendayung. Perahu yang dipersiapkan untuk lomba manuver perahu di Sungai Syirets.
Menurut Uskup Aloysius, pesta budaya Asmat itu rutin dilakukan tiap tahun oleh pihaknya dan kini memasuki tahun ke-31. Pesta budaya Asmat ini dipelopori oleh Keuskupan Agats-Asmat.
Aloysius mengatakan bahwa pesta budaya itu untuk menghargai karya-karya seni warga Asmat. Misalnya, seonggok kayu yang sebenarnya di buang, tetapi mereka bisa menciptakan kayu itu menjadi sebuah karya misteri yang berati.
Selanjutnya, tariannya sebagai satu ungkapan ekspresi hati, pikiran, dan padangan hidup dalam memaknai jati diri orang asmat. Ia menambahkan bahwa pesta budaya ke-31 itu dipadati ribuan tamu udangan, baik tamu dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
"Kepada penikmat seni yang datang dari luar negeri maupun dalam negeri, menghadiri pesta budaya itu untuk menghargai karya seni orang Asmat," ujarnya.