REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Katib Syuriah PWNU Jakarta Ahmad Zahari menilai permohonan maaf Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terkait pernyataan soal Surat Al Maidah 51 yang menjadi polemik dianggap sebagai sikap negarawan.
"Saya menyambut baik sikap Ahok meminta maaf," kata Ahmad Zahari di Jakarta Senin (10/10).
Zahari menganggap ucapan permohonan maaf Ahok akan menetralisir keadaan dan menghentikan polemik di tengah masyarakat Jakarta, serta Indonesia. Zahari berharap sikap Ahok itu menciptakan situasi yang kondusif menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI serentak 2017.
Sejak muncul rekaman video pernyataan Ahok soal surat Al Maidah 51 itu, Zahari mengharapkan Gubernur DKI Jakarta tersebut menyampaikan permohonan maaf karena telah berdampak terhadap kehidupan sosial masyarakat di Jakarta.
Selama ini, Zahari tidak menampik sosok Ahok dinilai sebagai orang yang arogan namun hal itu ditepis setelah Ahok meminta maaf kepada umat Islam. Zahari menegaskan pengikut Nahdlatul Ulama (NU) memiliki keseragaman dalam cara beribadah dan pendidikan namun bebas memilih calon pemimpin sesuai hati nurani dalam berpolitik.
Secara kelembagaan, lanjutnya, NU tidak menginstruksikan memilih pasangan calon tertentu pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Namun terdapat kriteria pemimpin yang harus dipilih yakni memberikan manfaat bagi masyarakat, pekerja keras, punya visi yang baik, jujur, adil dan transparan.