Selasa 11 Oct 2016 22:02 WIB

PPP: Parpol Lain Jangan Ikut Klaim RUU Pesantren

Anggota Komisi III DPR dari fraksi PPP, Asrul Sani.
Foto: Antara/Resno Esnir
Anggota Komisi III DPR dari fraksi PPP, Asrul Sani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani meminta partai lain tidak asal mengklaim terkait Rancangan Undang-undang Pesantren dan Madrasah yang direncanakan menjadi prolegnas prioritas 2017, awalnya merupakan usulan PPP saat pengajuan prolegnas Prioritas 2015-2019.

"Namun karena diskusi yang panjang, RUU tersebut berubah menjadi RUU tentang Lembaga Pendidikan Keagamaan agar seluruh pendidikan berbasis agama terakomodasi, jadi itu usul PPP asli," kata Arsul, di Gedung Nusantara II, Jakarta, Selasa (11/10).

Arsul mengatakan, awal mulanya RUU Pesantren dan Madrasah tersebut dibentuk karena prihatin atas sikap pemerintah yang kurang memperhatikan pendidikan keagamaan. Padahal, menurutnya pendidikan keagamaan sama pentingnya dengan pendidikan umum, jika pendidikan umum, hanya mengarah pada peningkatan kualitas dan cara berpikir, sementara pendidikan keagamaan menyentuh akhlak dan moral siswa.

"Kita melihat perlakukan negara, kehadiran negara di dalam membantu dan mendukung lembaga pendidikan di bawah keagamaan masih seperti bumi dan langit dengan pendidikan umum," ujarnya.

Menurut Arsul, dari sisi anggaran, dibentuknya RUU Lembaga Pendidikan Keagamaan juga untuk menyokong agar guru-guru di dalam pendidikan keagamaan memiliki wawasan yang luas. Dia mengatakan diharapkan di samping mampu mengajarkan keagamaan tapi di sisi lain juga konteks yang berbasis NKRI.

"PPP mengajak fraksi lain untuk berembuk mengusulkan RUU Lembaga Pendidikan Keagamaan itu dibahas sebagai inisiatif DPR," katanya.

Arsul berharap dengan adanya RUU tersebut, tidak hanya pesantren dan madrasah yang terakomodasi, sekolah gereja, dan sekolah lain yang berbasis agama juga mendapat perhatian dari pemerintah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement