Rabu 12 Oct 2016 01:46 WIB

Strategi Jadi Korban Isu SARA Dinilai tak akan Jadi Senjata di Pilgub DKI

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nur Aini
Tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubenur DKI melakukan selfie di sela tes kesehatan, Sabtu (24/9).
Foto: Instagram Anies Baswedan
Tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubenur DKI melakukan selfie di sela tes kesehatan, Sabtu (24/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik LIPI, Siti Zuhro berharap ketiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta menghindari cara-cara bermain playing victim yakni seolah menjadikan dirinya korban dari isu SARA yang berkembang di Pilkada DKI.

Hal ini merujuk pada semakin kuatnya isu etnisitas dan keagamaan setelah video pernyataan calon pejawat Basuki Tjahaja Purnama di media sosial. "Menurut saya buat dua pasangan penantang pejawat, sudah tidak tertarik lagi bermain playing victim dalam hal SARA," kata dia kepada Republika.co.id, Selasa (11/10).

Walaupun, kata dia, di akar rumput ada suara dari pemilih tapi tidak bisa mempresentasikan pasangan calon penantang. Pengamat yang akrab disapa Mbak Wik ini, yakin kasus video pejawat itu jadi pelajaran berharga.

Bagi penantang, ia yakin tidak akan bermain pada hal-hal serta isu yang dangkal seperti itu. "Dua pasangan calon ini sangat terdidik dan mereka punya kemampuan intelektual yang bagus dan tata krama yang cukup baik. Itu modal yang luar biasa bagi pasangan calon penantang," ujarnya.

Sebelumnya beredar video Ahok yang menyebut surat Al Maidah. Pernyataan Ahok dalam video itu dinilai menistakan agama. Hal itu membuat sejumlah pihak melaporkan Ahok ke polisi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement