Rabu 12 Oct 2016 10:39 WIB

Konflik Keluarga Dominasi Penyebab Polisi Bunuh Diri

Gantung diri (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Gantung diri (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Kapusdokkes) Polri, Brigjen Polisi Arthur Tampi mengatakan, banyak kasus polisi yang bunuh diri disebabkan karena konflik keluarga. Bisa juga, kasus ini terjadi karena masalah percintaan.

"Tim kami menyimpulkan, kasus bunuh diri tersebut 64 persen disebabkan masalah keluarga atau percintaan," kata Brigjen Arthur Tampi di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (12/10).

Sementara penyebab kedua, menurut dia, adalah masalah ekonomi sebesar 18 persen. Sementara kasus narkoba dan tekanan pekerjaan sebagai penyebab ketiga dan keempat dengan persentase masing-masing sembilan persen. Pihaknya mendata kasus polisi melakukan bunuh diri dan melakukan tindakan agresif selama 2016 ada 14 kasus di seluruh Tanah Air.

"Rinciannya, kasus bunuh diri ada 12 kasus, kasus tindakan agresif ada dua kasus," katanya.

Arthur mengatakan, pihaknya akan berupaya mencari jalan keluar atau solusi untuk mencegah terjadinya kasus bunuh diri dan tindakan agresif di kemudian hari. "Para psikiater, psikolog dan pengemban fungsi SDM Polri selanjutnya akan menentukan solusinya ke depan seperti apa," katanya.

Baru-baru ini, pada Rabu (5/10), Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Karangsembung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Ipda Nyariman, ditemukan tewas gantung diri di ruang kerjanya. Sebelum gantung diri, Nyariman diduga pernah menjanjikan putra dari salah seorang anak buahnya dapat dibantu masuk ke Sekolah Calon Bintara Kepolisian Negara Republik Indonesia (Secaba Polri).

Namun, anak yang dibantunya tersebut gagal masuk Secaba Polri sehingga sempat dimusyawarahkan dengan pimpinan Kepolisian Resort (Polres) Kebumen karena Nyariman diduga menerima uang 'pelicin'. Setelah musyawarah, Nyariman yang kembali ke ruang kerjanya, akhirnya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.

Kasus polisi bunuh diri lainnya terjadi pada seorang anggota Brimob Polda DIY. Pada Senin (3/10) malam, saat bertandang ke rumah rekannya di Kelurahan Sidurjan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, anggota Brimob Polda DIY Bripka Iwan Rudiyanto (35) mengambil senjata api dari dalam tasnya, memainkan senpi tersebut. Lalu ia menembakkannya ke atas sebanyak dua kali dan menembak kepalanya sendiri.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement