Rabu 12 Oct 2016 13:46 WIB

Pemahaman Islam Moderat Penting Bagi Pembangunan

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agus Yulianto
Manuskrip Timbuktu.
Foto: AP Photo
Manuskrip Timbuktu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manuskrip-manuskrip ulama Nusantara yang mengajarkan pemahaman Islam moderat, dinilai, bisa menangkal konflik ideologi dan menciptakan kestabilan keamanan. Hal ini yang dibutuhkan bagi negara-negara yang tengah membangun seperti Indonesia.

Kapuslit Lektur dan Khazanah Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Choirul Fuad Yusuf, mengatakan, saat ini, Kemenag sudah mengidentifikasi sekitar 5.000 manuskrip ulama Nusantara. Mayoritas manuskrip yang ditulis pada abad ke tujuh hingga abad ke 18 itu mengajarkan paham Sunni dan Islam moderat, tidak radikal dan tidak liberal. Ini yang relevan dengan kehidupan keagamaan Indonesia yang belakangan dipengaruhi paham transnasional seperti Wahabisme dan isu lokal.

"Kondisi itu menimbulkan konflik. Manuskrip Islam menawarkan konsep Islam moderat yang menghargai kebebasan agama dan kearifan lokal yang menciptakan kestabilan. Dalam proses pembangunan, Indonesia butuh stabilitas keamanan nasional," ungkap Choirul usai pembukaan Semiloka Manuskrip Ulama Nusantara di Jakarta, Rabu (12/10).

Manuskrip-manuskrip yang telah diidentifikasi Kemenag tak hanya membahas ibadah keseharian, tapi juga konten ideologis doktrinal terkait paham-paham moderat. Substansi manuskrip ini punya kaitan dengan kondisi Indonesia saat ini yang tengah terjadi tarikan ideologi.

Substansi dalam manuskrip ulama Nusantara bisa dijadikan acuan membuat desain induk seperti apa Islam Nusantara saat ini dan menciptakan suasana kondusif bagi pembangunan Indonesia. Ini yang dibutuhkan generasi saat ini dan ke depan karena generasi muda saat ini cenderung mengadaptasi budaya global destruktif.

"Butuh cara menangkal itu. Butuh sebuah model budaya penangkal atas budaya global yang sifatnya negatif," kata Choirul.

Agar lebih populer bagi generasi saat ini, Kemenag sedang memprogramkan pengembangan manuskrip dalam bentuk praktis, disarikan dalam buku pendidikan. Choirul mencontohkan, kisah Hamzah Fansuri dialih bentuk dalam buku cerita sehingga ada upaya penanaman nilai moral pada anak-anak. Akak ada pula terjemahan untuk rujukan perguruan tinggi.

Program ini akan dimulai tahun depan. Manuskrip potensial untuk membawa perbaikan peradaban Indonesia masa depan. Sebab peradaban tak hanya pengusaaan iptek, tapi juga moral yang terjaga agar teknologi yang dimiliki tidak merusak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement