REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Legenda hidup AC Milan Paolo Maldini merilis pernyataan lengkap tentang alasan penolakan dirinya bergabung ke manajemen Rossoneri. Ia enggan mengambil jabatan sebagai direktur teknik karena meragukan Sino-Europe Sports Investement dalam membangun kembali era kejayaan Milan.
Dalam pemberitaan sebelumnya, investor baru I Rossoneri mengatkan bahwa mereka menginginkan salah satu legenda klub untuk melebur bekerja sama dalam membangun tim yang besar. Rencana itu kemudian mereka tawarakan kepada Maldini yang merupakan pemain yang paling banyak memperkuat bersama Rossoneri.
Harapan dan kegembiraan mendengar salah satu legenda terbaik milik Milan pun sempat bergema selama beberapa pekan. Namun, pria yang saat ini menginjak usia 48 tahun menolak permintaan Sino-Europe dan menjelaskan alasan tersebut.
Ia mengatakan, Milan selalu jadi persoalan mengenai hati dan semangat hidup. Ini bisa dilihat dari riwayatnya, ayahnya Cesare Maldini, serta anak-anaknya. Ia mengatakan, tak seorang pun bisa menjauhkan mereka dari ikatan dengan warna merah hitam Milan.
Ikatan yang sangat kuat dengan Milan membuatku berhati-hati, teliti, dan profesional dalam menerima pekerjaan yang ditawarkan kepadaku. Tentu saja suatu kehormatan bisa kembali berdiri di San Siro dan menjalani petualangan baru, tapi aku tidak bisa langsung menyelam tanpa mempertimbangkan potensi konsekuensinya, tidak, aku tidak bisa melakukan hal itu dengan mudah," kata dia, dilansir Football Italia, Selasa (11/10).
Mantan kapten timnas Italia ini menambahkan, ia akan bertanggung jawab atas performa klub di lapangan dan juga di depan mata para pendukung, media, serta pemilik bersama. Tetapi hal itu dalam pengecualian keputusan eksekutif.
Maldin mengaku enggan hanya menjadi simbol klub dan menjabat sebagai direktur teknik yang harus menuruti CEO jika terdapat perbedaan pendapat dengan atasannya, yakni Direktur Olahraga Milan Mirabelli.
"Aku tidak bisa menerimanya, aku harus menghormati begitu banyak suporter yang dalam beberapa tahun ini telah berpihak bersamaku karena semangat, keinginan, dan komitmen serta nilai-nilai kebesaran tim. Aku pu tak pernah harus memaksa meminta peran seperti CEO yang memegang kekuasaan penuh. Aku tahu kapasitasku, tapi aku lebih tahu lagi keterbatasanku," jelasnya.
Ia mengatakan, jika keputusan ditentukan oleh CEO Marco Fassone, maka Milan tak akan bisa membangun tim juara. Maldini mengaku paham karena telah menjadi bagian dari tim yang menciptakan sejarah sepak bola. Menurut dia, harus ada sinergi yang hebat di antara semua badan manajemen serta investor utama.
"Harusnya mereka harus belajar tentang CEO ganda yang terdahulu (Adriano Galliani dan Barbara Berlusconi)," kata Maldini.
Ia berharap penjelasan ini bisa membuat pandangan orang-orang tak lagi sinis kepadanya. Sebab, sebagian berpikiran Maldini menolak tawaran itu karena tidak cocok dengan gaji yang akan diterimanya.