Rabu 12 Oct 2016 18:02 WIB

Separuh Hutan Mangrove di Jatim Disebut Alami Kerusakan

Rep: Christyaningsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Hutan Mangrove (ilustrasi)
Foto: Antara
Hutan Mangrove (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Separuh hutan mangrove yang berada di pesisir Jawa Timur mengalami kerusakan. Dari 18.500 hektar luas mangrove di Jawa Timur, tingkat kerusakan mencapai 45 persen.

Menurut staf ahli Wakil Dekan I Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Brawijaya Asep Awaludin Prihanto, data tersebut diperoleh dari spasial citra satelit BPP FPIK dan Pusat Studi Pesisir dan Kelautan.

"Data olahan itu berdasarkan luasan mangrove dan kerapatannya," jelas Asep kepada Republika.co.id, Rabu (12/10) di Malang. Kerusakan umumnya disebabkan alih fungsi lahan.

Data ini hampir sama dengan persentase kerusakan mangrove secara nasional. Kabag Perlindungan Daerah Aliran Sungai Hutan Lindung Hutan Lindung KLHK Joko Pramono mengatakan dari 3,74 juta hektar mangrove di Indonesia, hanya 2,6 juta hektar yang masih dalam kondisi baik.

Kerusakan mangrove ini mayoritas diakibatkan ulah manusia. Mangrove makin terkikis karena maraknya alih fungsi lahan untuk keperluan tambak, permukiman, perkebunan, industri, dan pelabuhan.

Direktur Program Yayasan Kehati, Teguh Triono menjelaskan Jawa Timur menjadi salah satu sasaran pihaknya dalam melestarikan mangrove. Namun, tidak semua pesisir Jatim sesuai sebagai tempat hidup mangrove."Kita pernah menanam mangrove di Tuban dan Probolinggo tapi pertumbuhan sulit karena karakter lahan tidak sesuai," ungkap Tri.

Sulitnya pertumbuhan mangrove di dua lokasi itu dikarenakan lahan didominasi pasir dan batu. Idealnya, mangrove akan tumbuh di tanah yang mengandung sedimen endapan lumpur. Kini, Kehati bekerja sama dengan Universitas Brawijaya akan kembali menanam mangrove di Pantai Clungup di Malang bagian selatan. "Di sana karakteristik lahan sesuai untuk hidup mangrove," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement