Rabu 12 Oct 2016 20:19 WIB

Pakar ITB: Reklamasi Perparah Banjir Rob Jakarta

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Ilham
Banjir Rob Jakarta Utara
Banjir Rob Jakarta Utara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Kelautan dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Muslim Muin mengatakan, reklamasi Teluk Jakarta dapat memperparah banjir rob di kawasan pesisir Ibu Kota. Pasalnya, keberadaan pulau-pulau buatan di pantai utara akan menghalangi aliran sungai-sungai yang bermuara di utara Jakarta.

“Kalau pemerintah mengatakan reklamasi harus dilanjutkan untuk mengatasi banjir rob, itu jelas keliru. Yang terjadi malah sebaliknya, banjir rob di Jakarta akan semakin parah,” kata Muslim kepada Republika.co.id, Rabu (12/10).

Muslim menjelaskan, reklamasi dapat menyebabkan ketinggian air di sungai-sungai Jakarta mengalami peningkatan hingga mencapai 37 persen karena terhambatnya aliran di kawasan muara. Akibatnya, pompa air yang digunakan untuk mengatasi banjir atau luapan sungai nantinya juga harus besar sekali, minimal punya kemampuan hisap 1.100 meter kubik per detik.

“Sementara, kita sekarang untuk mengoperasikan pompa berkemampuan hisap 50 meter kubik per detik saja tidak mampu,” katanya.

Dia mengatakan, solusi untuk mengatasi banjir rob di Jakarta bukan dengan reklamasi. Melainkan cukup dengan memperkuat tanggul di sepanjang kawasan untuk menghadang masuknya air laut ke daratan. Selain itu, tanggul di sepanjang aliran sungai juga mesti diperkuat.

Muslim menuturkan, reklamasi juga bakal menyebabkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Muara Karang berhenti beroperasi. Pasalnya, air laut di sana tidak akan cukup untuk mendinginkan mesin-mesin pembangkit listrik tersebut, karena tertutupnya arus laut oleh pulau-pulau buatan hasil reklamasi.

“Kalau pun ada teknologi canggih yang katanya bisa dipakai untuk menyelesaikan masalah tersebut, itu biaya pengeluarannya mahal sekali. Kalau tadinya hanya butuh puluhan triliun rupiah, setelah reklamasi bisa jadi ratusan triliun rupiah,” katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement