REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) akan menjadikan tahun 2016-2020 sebagai Kurun Kebangkitan Zakat di Indonesia. Ada empat hal yang menjadi fokus perhatian BAZNAS pada tahun-tahun tersebut.
"Pada Kurun Kebangkitan Zakat akan mengoptimalkan zakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengentasan kemiskinan," kata Direktur Koordinator Zakat Nasional BAZNAS, Mohd. Nasir Tajang kepada Republika, Rabu (12/10).
Menurutnya, ada empat peran yang akan diambil oleh zakat untuk berkontribusi dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pemberantasan kemiskinan.
Pertama, memoderasi kesenjangan sosial. Kedua, membangkitkan ekonomi kerakyatan. Ketiga, mendorong munculnya model terobosan dalam pengentasan kemiskinan. "Keempat, mengembangkan sumber pendanaan pembangunan kesejahteraan umat di luar APBN maupun APBD," ujarnya.
Pada Kurun Kebangkitan Zakat ditargetkan poteni zakat yang ada di Indonesia dapat lebih tergali lagi. Tahun lalu, potensi zakat baru tergali sebesar 1,2 persen. Manfaatnya sudah bisa dirasakan oleh 4,5 juta orang miskin di Indonesia.
Dikatakan Nasir, dari tahun ketahun potensi zakat yang tergali terus meningkat. Tahun ini pun ditargetkan akan meningkat karena akan memasuki Kurun Kebangkitan Zakat. Sistem Informasi Manajemen BAZNAS (Simba) yang barus saja diluncurkan akan membantu kebangkitan zakat di Indonesia.
Simba merupakan sistem resmi yang dibangun BAZNAS untuk mengintegrasikan pengelolaan zakat nasional. Sistemnya akan online, kemudian dapat mengintegrasikan antara BAZNAS kabupaten/ kota, provinsi dan pusat.