Kamis 13 Oct 2016 13:43 WIB

Pemerintah Diminta Revitalisasi Agribisnis Jambu Mete

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Dwi Murdaningsih
BIJI JAMBU METE. Seorang warga menunjukkan biji jambu mete hasil panenannya di Dusun Gondang Timur, Desa Gondang, Kec. Gangga, Tanjung, Kab. Lombok Utara, NTB, Selasa (9/10). Biji jambu mete yang telah melalui proses pengeringan tersebut dijual kepada seha
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
BIJI JAMBU METE. Seorang warga menunjukkan biji jambu mete hasil panenannya di Dusun Gondang Timur, Desa Gondang, Kec. Gangga, Tanjung, Kab. Lombok Utara, NTB, Selasa (9/10). Biji jambu mete yang telah melalui proses pengeringan tersebut dijual kepada seha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Litbang Pertanian terus meningkatkan dan memanfaatkan inovasi teknologi guna merevitalisasi peran tanaman perkebunan untuk meningkatkan devisa negara dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Salah satunya yang didorong adalah revitalisasi agribisnis tanaman jambu mete.

"Revitalisasi peran agribisnis tanaman jambu mete secara komprehensif mendesak dilakukan seiring dengan program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat di wilayah lahan kering beriklim kering," kata Kepala Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Agus Wahyudi dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (13/10).

Menurut Agus, hingga saat ini aktivitas agribinis jambu mete di seluruh sentra produksi belum berjalan maksimal dan belum mampu memberikan tambahan pendapatan yang memadai bagi para petani jambu mete. Hal ini tercermin dari rendahnya nilai ekonomi yang diterima oleh para petani jambu mete.

Sementara negara lain seperti India dan Vietnam sangat agresif mengelola peluang ekonomi komoditas jambu mete untuk memberikan nilai tambah bagi negaranya. Sebagai contoh, kedua negara tersebut sangat progresif melakukan impor dan reekspor jambu mete dibanding negara penghasil jambu mete lainnya.

Agus berpendapat, permasalahan mendasar pengembangan produk jambu mete di Indonesia adalah pemasaran dan harga yang rendah. Sehingga, kurang menggairahkan minat petani untuk lebih serius menggeluti agribisnis jambu mete.

Selain itu, dukungan pemerintah pada pengembangan agribinis jambu mete juga masih kurang. Ini diperparah dengan industri pemrosesan dalam negeri yang tidak berkembang.

"Intinya, kesungguhan semua pihak belum nampak untuk memajukan agribinis jambu mete nasional. Meskipun, bila dilihat dari potensi lahan kering yang tersedia, potensi agribinis jambu mete sangat potensial sebagai salah satu pilar untuk mensejahterakan masyarakat petani di wilayah tersebut," kata Agus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement